Mohon tunggu...
Su Parmin
Su Parmin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

RAMAH HUMORIS CERIA PENYAYANG

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senyum Jihan

10 Januari 2015   23:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:24 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buat Lisa Pramesti.

“Lisa, sahabatku yang cantik dan lembah lembut. Terima kasih telah menjadi sahabatku selama tiga tahun ini. Jihan mencintai Lisa karena Allah SWT. Lisa, maafkan Jihan yang selalu bawel. Maafkan Jihan yang ngomel jika jlibab Lisa kurang pas. Maafkan Jihan yang marah-marah jika Lisa berdandan menor. Maafkan Jihan, sering bentak Lisa jika lupa membaca Al Qur'an. Maafkan semua kekhilafan Jihan yaa Lisa sayang. Semoga kelak Lisa menjadi sebaik-baik bidadari Surga. Hanya jilbab ini hadiah yang dapat aku berikan. Jihan berharap Lisa menerima jilbab ini, walaupun harganya teramat murah. Jaga diri baik-baik jika kelak sudah kuliah di Jogja. Jihan akan selalu merindukan kehadiran Lisa, sahabat terbaikku. Jika Lisa sedih, ingatlah senyum Jihan!”

Pasar Minggu, 14 April 2014
Sahabat Fillah,

(Jihan Adelina Siregar)

****

Lisa menangis di hadapan Jihan yang tebaring lemah di ranjang. Sudah dua hari ini Jihan terbaring koma. Jihan di rawat di rumah sakit Fatmawati Jakarta Selatan. Sepulang dari Blok M dua hari yang lalu, Jihan ambruk di jalan. Jihan sudah terkena Leukimia hampir tiga tahun. Penyakit yang dia derita tidak pernah diceritakannya pada Lisa. Penyakit itu sengaja dirahasiakan agar Lisa tidak ikut bersedih. Tangis Lisa pecah melihat kondisi sahabatnya yang tidak bergerak. Selama ini Jihan tampak baik-baik saja. Lisa sama sekali tidak tahu tentang penyakit Jihan.

Nafas Jihan nampak tersengal tidak beraturan. Wajah cantiknya sudah mulai pucat. Mata Jihan juga masih terpejam. Lisa menggenggam erat jemari Jihan. Dia tidak ingin kehilangan sahabatnya. Lisa menyesal tidak menerima permintaan Jihan menemaninya Ke Blok M. Sembari meneteskan air mata, Lisa membaca doa-doa kecil buat Jihan. Sahabatnya, yang dulu keras dan lantang kini terbaring lemah melawan leukimia. Beberapa saat kemudian Jihan membuka matanya pelan-pelan. Dia hendak bersuara namun sangat lirih.

“Lisa, jangan nangis dong” Suara Jihan teramat lirih

“Jihan, maafkan Lisa” Lisa masih menangis sembari memegang erat jemari Jihan.

“Hadiah untuk kamu, terima yah. Semoga Lisa semakin cantik menggunakan jilab ini!”

“Jihan, jangan tinggalkan Lisa”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun