Mohon tunggu...
Suparjono
Suparjono Mohon Tunggu... Administrasi - Penggiat Human Capital dan Stakeholder Relation

Human Capital dan Stakeholder Relation

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merawat "Nyadran" dalam Bingkai Kemanusiaan

28 April 2023   23:42 Diperbarui: 28 April 2023   23:54 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkembangnya Bani H Abdul Bari tentu harus kita gambarkan sebagai kemampuan mengkoordinir, berkomunikasi dan saling mendukung satu sama lain agar sama-sama tumbuh dan berkembang. 

Satu keluarga Bani H Abdul Bari saja mampu memberikan sumbangsih diberbagai bidang dari Pengusaha, Petani, Pedagang, Pegawai Negeri Sipil, Tenaga medis, Aparat Penegek Hukum, Pegawai BUMN dan masih banyak sumbangsihnya.

Artinya jika setiap bani atau keluarga di seluruh nusantara mampu menanamkan sifat guyub tentu persatuan dan kesatuan bangsa menjadi hal yang lumrah terjadi. Karena adanya hubungan senasib dan sepenanggungan untuk menjadi eksistensi dari setiap bani atau keluar. Tentu hal-hal yang menjadi kendala masing -- masing individu mampu dikomunikasikan agar tidak terjadi persoalan yang menyebabkan perpecahan antar keluarga. Semua itu disebabkan karena sifat guyub yang terus tumbuh diantara para anggota keluarga   

Alienasi

Nyadran, halal bi halal dan mendoakan leluhur merupakan praktek keagaman yang disesuaikan dengan budaya masyarakat tertentu. Kolaborasi antara agama dan budaya mampu memberikan sentuhan yang menembus batas-batas kelas sosial sampai pada proses pemahaman atas eksistensi antara individu. Bagaimana tradisi tersebut mampu mempertemukan setiap individu untuk bertemu, bertatap muka, bersalam-salaman, berbincang-bincang tanpa batas dan media elektronik. 

Semua dilakukan dengan penuh suka cita tanpa terhalang oleh jaringan, kuota atau signal yang pada masa pandemik begitu menjadi hal yang wajib dimiliki oleh setiap insan dalam proses membangun komunikasi satu sama lain.

Pertemuan tersebut menyebabkan hilangnya keterasingan atau alienasi satu sama lain. Komunikasi secara daring seolah dibongkar dengan tradisi Nyadran, halal bi halal dan mendoakan leluhur yang tanpa tedeng aling-aling. Tatapan bahagia terlihat jelas, tatapan sedih dan gundah gulanan begitu terbuka serta memandang wajah yang penuh optimis pun mewarnai setiap pertemuan tersebut.

Semua keluarga mampu menangkap signal kebutuhan akan saling mendukung bagi yang lemah, memberi bagi yang mampu dan berbagi bagi yang memiliki. Alienasi yang selama ini menjadi polemik saat pandemik menghantui seolah terobati dan terlupakan. Seolah-olah Nyadran, halal bi halal dan mendoakan leluhur menjadi penawar yang mujarab bagi kondisi alienasi.       

Kemanusiaan

Memang hari ini komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara baik daring maupun secara tatap muka atau gabungan diantara keduanya. Tak dapat dipungkiri Nyadran, halal bi halal dan mendoakan leluhur merupakan cara yang mampu memberikan ruang kemanusiaan yang nyata. Bagaimana suara terdengar begitu jelas dan adanya sentuhan fisik antara individu yang satu dengan yang sesuai dengan batas yang diperkenankan. 

Seolah Nyadran, halal bi halal dan mendoakan leluhur mampu memberikan aktualisasi bagi seluruh indera manusia. Optimalisasi indera yang dimiliki oleh setiap individu menjadi final dan komperhensif menangkap Bahasa tubuh dari lawan bicara. Optimalisasi tersebut mampu memberikan stimulus bagi kondisi psikologis antara anggota keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun