Bulir-bulir air menebar setelah mendung menawar
Memberi janji pada melati yang miliki jiwa mewangi
Meski tanah tetap memberi pijak pada batang dan akar
Namun air adalah asa yang selalu menampakan wajah penuh arti
Hembusan angin membawa serbuk pada putik yang cantik
Bertemu dan bercengkraman dengan penuh kehangatan
Sepertinya mereka sedang memadu kasih dalam serbuk pemantik
Mungkinkah wangi selalu menghiasi setiap gugur yang terlihatkan
Menumbuhkan adalah anugerah yang pernah kau miliki
Mungkin aku hanya stimulan yang memberi benih pada sawah yang kau ruwat
Benih menjadi winih yang siap menumbuhkan hidup bagi kebahagiaan insani
Biarkanlah aku menjaga dari burung - burung yang memakan setiap butir kau rawat
Cukup ku rendam dalam air suci benih padi yang kumiliki
Menjaga kehangatan kadarnya agar tunas-tunas baru tumbuh
Hingga saatnya tiba akan kutebar dalam hamparan kasih sayang yang hakiki
oh Perempuanku terima kasih telah menjaga benih, tunas hingga tumbuh menjadi sepuh
Oh Perempuanku biarkanlah kau mewangi seperti melati
Dan biarkanlan kau seperti padi yang menjaga setiap eksistensi
Mengajarkan setiap tetesan air susu kesedihan menjadi kebahagiaan sejati
Merenungi setiap tetasan air mata yang menghadirkan hikmah yang hakiki
Oh Perempuanku darimu benih-benih kecerdasan menemui senyum ketulusan
Dan pahit getir yang kau lalui selalu menemui cahaya surga
Tetaplah kau menjadi penyejuk dalam dahaga yang sempat tertahan
Dan tetaplah menjadi penuntuku, meski kau minum dari setiap tetesan duka dan nestapa
Terima kasih! Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H