Melihat matahari yang menyinari hari -- hari yang fana
Cahayanya begitu ikhlas tanpa belas kasih dan pamrih
Mengantarkan gelap dan sunyi kepada terang penuh warna
Memberikan tahu tentang aku yang kosong dan fakir
Keegoanku memberi hijab pada keakuanku yang butuh cahaya
Kesombonganku memberi sekat pada jiwa yang rindu sinarnya
Mencari lubang yang hanya pancarkan cahayapun mulai lelah
Daya juang perlahan terasa menemukan titik jenuh dan lengah
Fatamorgana itu memberiku hasrat semu akan dahaga
Rasa haus tak menghilang dengan pandangan air yang menggenang
Ketiadaan pengetahuanku memberi jawaban kepada realita
Hingga kemiskinan kebenaran memberi konsekuensi atas sudut pandang
Aku mulai menyerah dengan semua yang ada
Sembahku pada kau yang meliputi cahaya
Yang setiap sinarnya adalah pengetahuan yang mewarna
Memberikan indah pada setiap realita
Aku hidup dengan kekosongan yang perlu hadirmu
Menuntuku pada jiwa -- jiwa yang dipenuhi ilmu
Keakuanku melebur menjadi kamu, kalian atau kita yang menyatu
Berjalan bersama dalam barisan yang berpegangan selalu
Aku serahkan tubuh ini pada kau yang tahunya lebih dulu
Material yang membatasi ide dan akal untuk terus menembus ketiadaan tahu
Aku serahkan jiwa ini pada engkau yang meliputi tahu
Siramlah jiwa ini dengan air suci yang mensucikan dari ego yang dungu
Karena pengetahuanku bukan untuk mengantarku kepada materi
Maka biarkan dan tuntunlah aku kepada pengetahuan agar aku bisa kembali
Berjalan dengan keyakinan kepada asalku yang hakiki
Bukan berjalan kepada penjara materi yang selalu terkunci dan mati
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI