Mohon tunggu...
Suparjono
Suparjono Mohon Tunggu... Administrasi - Penggiat Human Capital dan Stakeholder Relation

Human Capital dan Stakeholder Relation

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sang Guru

22 Juli 2018   05:45 Diperbarui: 22 Juli 2018   07:15 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Melihat matahari yang menyinari hari -- hari yang fana

Cahayanya begitu ikhlas tanpa belas kasih dan pamrih

Mengantarkan gelap dan sunyi kepada terang penuh warna

Memberikan tahu tentang aku yang kosong dan fakir

Keegoanku memberi hijab pada keakuanku yang butuh cahaya

Kesombonganku memberi sekat pada jiwa yang rindu sinarnya

Mencari lubang yang hanya pancarkan cahayapun mulai lelah

Daya juang perlahan terasa menemukan titik jenuh dan lengah

Fatamorgana itu memberiku hasrat semu akan dahaga

Rasa haus tak menghilang dengan pandangan air yang menggenang

Ketiadaan pengetahuanku memberi jawaban kepada realita

Hingga kemiskinan kebenaran memberi konsekuensi atas sudut pandang

Aku mulai menyerah dengan semua yang ada

Sembahku pada kau yang meliputi cahaya

Yang setiap sinarnya adalah pengetahuan yang mewarna

Memberikan indah pada setiap realita

Aku hidup dengan kekosongan yang perlu hadirmu

Menuntuku pada jiwa -- jiwa yang dipenuhi ilmu

Keakuanku melebur menjadi kamu, kalian atau kita yang menyatu

Berjalan bersama dalam barisan yang berpegangan selalu

Aku serahkan tubuh ini pada kau yang tahunya lebih dulu

Material yang membatasi ide dan akal untuk terus menembus ketiadaan tahu

Aku serahkan jiwa ini pada engkau yang meliputi tahu

Siramlah jiwa ini dengan air suci yang mensucikan dari ego yang dungu

Karena pengetahuanku bukan untuk mengantarku kepada materi

Maka biarkan dan tuntunlah aku kepada pengetahuan agar aku bisa kembali

Berjalan dengan keyakinan kepada asalku yang hakiki

Bukan berjalan kepada penjara materi yang selalu terkunci dan mati

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun