Mohon tunggu...
Supadilah
Supadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru di Indonesia

Seorang guru yang menyukai literasi. Suka membaca buku genre apapun. Menyukai dunia anak dan remaja. Penulis juga aktif menulis di blog pribadi www.supadilah.com dan www.aromabuku.com serta www.gurupembelajar.my.id Penulis dapat dihubungi di 081993963568 (nomor Gopay juga)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Backpaker Keluarga Berkesan, Kereta Api New Generation yang Nyaman

23 Oktober 2024   23:30 Diperbarui: 24 Oktober 2024   00:24 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di kereta api bukan sekadar melakukan perjalanan jarak jauh tetapi belajar tentang toleransi, persahabatan, saling menghormati, majamenen waktu, dan lainnya. Itulah yang keluarga kami rasakan, bersama 30 keluarga (142 orang), saat backpaker ke Jogjakarta pada Mei 2024 lalu. Saya, istri, dan dua orang anak ikut dalam rombongan ini.

Backpaker keluarga ini adalah agenda tahunan keluarga ilalang school, sekolah alam di kabupaten Lebak, Banten. Di tahun 2024 ini tujuan backpaker-an adalah Kota Pelajar, Jogjakarta.

Berangkat dari stasiun Rangkasbitung pukul 06.00 WIB, pukul 09.00 pagi kami sampai berada di stasiun Pasar Senen. Kami tidak buru-buru. Santai saja di jalan. Kereta dijadwalkan berangkat pukul 11.00 WIB. Tapi lebih baik lama nunggu daripada ketinggalan. Kami punya waktu untuk istirahat atau bersiap-siap.

Keluarga ilalang berangkat dari stasiun Rangkasbitung (sumber gambar: dokpri)
Keluarga ilalang berangkat dari stasiun Rangkasbitung (sumber gambar: dokpri)

Rombongan keluarga kami masuk stasiun dengan tertib. Antrean tidak padat. Dengan ramah petugas mengarahkan untuk cek tiket. Kami mempersiapkan KTP, KK, dan tiket. Pemeriksaan sebentar saja. Tidak lama kami bisa menuju kereta.

Kami menuju gerbong dan kursi yang sesuai pembagian dari panitia. Pramugari kereta api melayani dengan sopan dan ramah. Mereka membantu mengarahkan agar tidak salah gerbong ekonomi atau eksekutif.

Masih di mulut gerbong saja tericum suasana sejuk, bersih, dan aromanya enak. Tidak sulit menemukan kursi. Lebih dahulu menempatkan tas di bangku, duduk sekenanya agar penumpang lain bisa lewat.  Sekitar dua puluh menit kami menunggu di dalam kereta. Memang anak-anak sudah tidak sabar menunggu kereta mulai jalan. Tapi kereta patuh pada jadwal. Tidak bisa memajukan atau memundurkan jadwal.

Backpacker kali ini jadi kesempatan untuk lebih mengenal dengan keluarga lainnya. Satu keluarga dengan keluarga yang lainnya asyik bercengkrama. Tidak bisa ditahan, anak-anak bersorak saat kereta mulai bergerak, karena bahagia. Mereka tidak bisa duduk di kursi masing-masing. Mereka malah bermain bareng teman-temannya.

Jadi rata-rata orang tua saja yang duduk di kursinya. Anak-anak malah main petak umpet. Ke mana sembunyinya? Ternyata di balik kursi-kursi.

Backpacker digunakan untuk saling mengenal menumbuhkan ikatan kekeluargaan antar anggota keluarga. Cukup panjang perjalanan ke Jogja. Sekitar 12 jam perjalanan. Yang biasanya mungkin jarang ngobrol lama, kesempatan duduk bareng itu digunakan untuk ngobrol mendalam. Mengikat dan mengeratkan ikatan hati bersama pasangan dan anggota keluarga lainnya.

Di kereta anak-anak tidak mau diam. Mereka main bareng dengan teman-temannya. Untung kami memesan satu gerbong. Pengennya sih mereka duduk di bangku masing-masing. Tapi namanya anak-anak kegiatannya ya main-main. Tapi kami tetap berpesan kepada mereka,

"Nak, boleh main bareng teman-teman. Tapi ingat gerbong ini bukan punya kita sendiri. Jaga ketenangan ya."

"Iya, Ayah."

"Misalnya kalau satu gerbong isinya kita semua tetap harus jaga kesopanan. Karena yang lewat juga banyak. Ada penumpang lain atau petugas kereta api. Bener nggak."

"Bener, Ayah."

Terima kasih pihak Kereta Api Indonesia terutama masinis dan kru yang tidak marah dengan rombongan kami. Kepada pengunjung lain kami minta maaf kalau mengganggu, harap dimaklumi karena anak-anak.

Sekarang ini nyaman sekali perjalanan dengan kereta api. kereta api sangat nyaman. Kondisinya bersih membuat kami tidak khawatir bahkan kalau anak-anak lepas alas kaki. Lantainya pun terjaga bebas dari kotoran sehingga anak-anak duduk atau bergulingan kondisinya tetap bersih. Mesin pendinginnya berjalan dengan maksimal membuat saya dan istri begitu nyaman duduk ngobrol dalam waktu yang lama. Bayi-bayi pun tenang dan tidak rewel karena kondisi nyamannya di dalam kereta.

Kereta api Gaya Baru Malam Selatan (KA GBMS) edisi New Generation punya bangku yang bisa disetel. Bisa diputar dengan menekan tuas di bagian bawahnya. Jadi kami empat orang bisa duduk berhadapan. Kalau kaki pegal bisa diluruskan lebih panjang sehingga duduk jadi lebih nyaman. Saya pun bebas pindah-pindah di tempat kursi itu kalau anak-anak sedang main. Kadang saya bersampingan dengan istri kadang berhadapan. Mengobrol jadi lebih seru karena bisa kontak mata atau saling pandang.

Jarak antar kursi lumayan jauh sehingga memberikan ruang yang cukup untuk kaki dengan nyaman. Bangku satu warna dominan biru memberikan suasana nyaman dipandang. Warna biru adalah spektrum paling lembut untuk dilihat sehingga mata tidak lelah.

Aroma di dalam gerbong juga terjaga dengan enak sehingga ada perasaan nyaman lama-lama di gerbong panas atau debu di luar sana tidak terasa di dalam gerbong. Kondisi kamar mandi atau toilet kereta api bersih, airnya lancar dan keamanan terjamin. Di setiap gerbong ada nomor kontak pengaduan kalau diperlukan.

Dengan menggunakan kereta api kita bisa menghemat energi sekaligus menjaga lingkungan. Menggunakan angkutan massal seperti kereta api mengurangi emisi karbon yang dikeluarkan oleh kendaraan sehingga kita bisa mengurangi pencemaran udara. Kita juga bisa mengurangi atau menghindari kemacetan yang sering menjadi momok bagi aktivitas transportasi. Tuh, sudah dapat kenyamanan bisa ikut menjaga bumi pula. Untungnya berlipat-lipat.

Kereta api merupakan transportasi anti macet. Transportasi massal ini merupakan alat transportasi yang tepat waktu. Kalau dijadwalkan perjalanan selama 9 jam maka 9 jam itu pula lama perjalanannya. Naik kereta api juga sehat karena kita terlindungi dari debu, asap, atau radikalisme yang mengancam kesehatan. Udara banyak mengandung gas-gas berbahaya bagi tubuh.

Di bawah pimpinan Direktur Utama Didiek Hartantyo, Kereta Api Indonesia (PT KAI) terus berbenah. Sejak 2020 terus melakukan inovasi untuk kenyamanan pelanggannya. Petugas-petugasnya ramah dan sangat melayani.

Misalnya meminta kartu pengenal.

"Ada KTP-nya, Pak?"

Memang dua kali pemeriksaan KTP. Biasanya saat antre di pintu masuk stasiun. Kemudian pemeriksaan terakhir sebelum masuk kereta api. Jika anak-anak saja bisa terkesan, apalagi orang dewasa yang lebih bisa berpikir.

Anak saya pun terkesan dengan perjalanan backpacker itu.

Kedua anak saya yang senang di kereta (sumber gambar: dokpri)
Kedua anak saya yang senang di kereta (sumber gambar: dokpri)

"Seneng. Seru pakai kereta. Nggak kerasa kalau sedang di kereta."

"Apa yang dipaling diingat pas di kereta?"

"Main petak umpet. Bisa main petak umpet di balik bangku yang bisa digeser."

"Tidak susah membalikkannya?"

"Nggak, yah," jawabnya mantap. "Tinggal pencet di bagian bawah kursi saja."

Bahkan bangkunya bisa diputar oleh anak SD. Ya, anak-anak kamilah yang memutarkan kursi itu. Banyak yang bisa didapat dari perjalanan jarak jauh menggunakan kereta api. Anak-anak bisa belajar mendapatkan pengalaman dari perjalanannya mulai dari bersabar, toleransi, mengatur waktu, persahabatan, dan lainnya.

Anak-anak masih bermain. Tidak terpikir lapar. Tapi mereka butuh energi. Ketika pramugari lewat membawa makanan, saya memesan. Anak-anak seketika jadi lapar. Mereka pesan makanan. Tidak lupa minuman cokelat favoritnya.

Di restorasi kereta (sumber gambar: dokpri)
Di restorasi kereta (sumber gambar: dokpri)

Sesekali juga kami ke restorasi yang terletak di depan gerbong eksekutif. Banyak meja di sana. Jadi kami bisa makan di sana. Pemandangannya instagramable. Beberapa meja diisi orang yang sedang asyik di depan laptop. Saya memesan empat mie instan. Ada tiga varian rasa yang bisa dipilih.

Makanan dan minuman sudah cukup. Jika harus ditambah, saya usulkan makanan bayi karena banyak juga penumpang yang membawa bayi atau anak-anak masih kecil.

Senang sekali kami mendapatkan transportasi massal yang cepat, hemat, dan sampai dengan selamat. Sungguh terkesan dengan layanan KAI yang ramah-ramah. Apalagi ketika pulang dari Jogja saat kereta berangkat, para pramugari membungkuk melakukan penghormatan dengan sopan. Jadi semakin terkesan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun