Dari beberapa obrolan di grup atau komentar, banyak menganalisa penyebab kekalahan wakil Indonesia.Â
Kalah mental bisa jadi penyebab utamanya.Â
Memang terdengar klise tetapi memang betul adanya. Secara mental pemain Indonesia masih belum stabil dan belum bisa melawan gugup sebab terlihat dari banyaknya sedekah poin yang dilakukan. Total sebelas eror Ginting menyangkut di net selama meladeni Popov.
Strategi menyerang menjadi andalan setiap pemain untuk menang. Namun, pemain Indonesia kurang bertipe ini. Apalagi Jojo. Melawan Sen, harusnya tidak meladeni drive Sen sebab karakternya cocok untuk tipe ini. Sat set. Maka ketika ada bola tanggung, dengan sigap dan lincah memakan bola tersebut.Â
Tapi jadi pertanyaan adalah mengapa mentalnya kurang greget?Â
Bukankah setiap pemain mendapatkan porsi latihan mental dari pelatih khusus? Ataukah latihan yang kurang memberikan porsi mental sehingga mental mereka menjadi sebuah masalah.Â
Ada kebijakan pemerintah yang menurut saya keliru. Para atlet badminton Indonesia telah diangkat menjadi ASN. Ini mengurangi semangat bertanding mereka karena merasa sudah sejahtera sehingga tidak perlu berjuang lagi. Atau berjuang tapi tidak sekuat-kuatnya.Â
Ya memang kesejahteraan mereka dari ASN tidak sebanding dengan perolehan juara kompetisi-kompetisi. Tetapi jika dibawa ke Indonesia kondisi itu jauh lebih lumayan. Orang Indonesia biasanya akan terlena jika dalam kondisi nyaman.Â
Kedepannya Bagaimana?
Secara skill pemain Indonesia sudah sangat baik. Para pemain juga memiliki rangking dunia yang bagus. namun kenapa masih belum berhasil mengukir prestasi?Â
Ke depannya harus perlu diperbaiki masalah mental mereka. Perlu mengembalikan kepercayaan diri sepenuhnya agar menjalani kompetisi dengan maksimal dan penuh daya juang.Â