Dalam mendidik siswa, guru sudah maksimal berusaha hingga  mencurahkan waktu, tenaga, dan pikirannya.  Pengorbanan itu dilakukan dengan ikhlas.Â
Berusaha membangun hubungan antara guru dan siswa seperti orang tua dan anaknya. Berusaha jadi orang tua kedua bagi anak.Â
Tapi kadang guru dihadapkan pada kondisi yang membuat jenuh, kesal, dan terpuruk. Entah reaksi siswa yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Atau respon orang tua yang masih kurang sejalan dengan pendidikan yang diusung oleh sekolah.
Guru harus tetap semangat ya. Sebab jadi pendidik banyak keutamaan atau pahalanya. Ini beberapa hadist yang semoga memotivasi bapak ibu guru.Â
"Sesungguhnya Allah, para Malaikat-Nya, penduduk langit dan bumi, sampai-sampai semut di lubangnya, juga ikan-ikan, mereka semua bershalawat kepada seseorang yang mengajarkan kebaikan pada manusia."
(HR. At Tirmidzi)
Lihatlah. Bahwa banyak yang bershalawat kepada guru karena mengajarkan kebaikan kepada murid-muridnya..okelah dalam mengajarkannya ada kepayahan dan pengorbanan. Tapi semua itu dibalas dengan doa yang baik berupa shalawat. Tentu sebuah balasan yang luar biasa berisi dengan kebaikan.Â
Tak sampai di sana. Juga Rasulullah SAW pernah menyebutkan tiga amalan yang termasuk amal jariyah dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah ra yang diriwayat Imam Muslim.
"Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak saleh."
Bayangkan kalau kita sudah meninggal tanpa bisa melakukan amalan lagi tapi tetap mendapatkan pahala. Kita  heran kira-kira dari mana pahala itu padahal kita sudah tidak bisa berbuat apapun karena sudah meninggal.
 Ternyata pahala itu berasal dari ilmu jariyah yang pernah kita ajarkan kepada murid-murid kita. Misalnya yang kita ajarkan adalah kebaikan kemudian dilakukan oleh murid kita akan mendapatkan pahala dari satu murid.
 Lha kalau ada ratusan bahkan ribuan murid tentu saja pahala juga sangat-sangat berlimpah. Namun kita harus memenuhi syarat-syarat mendapatkan pahalanya yaitu ikhlas. Jangan merasa terpaksa atau tidak ikhlas yang bisa merusak pahala ilmu jariyah kita. Bisa saja suatu hari kita tidak ikhlas maka di lain hari kita harus berusaha jadi ikhlas.
Mudah-mudahan guru tetap semangat dalam mendidik siswa. Jadikan pekerjaan ini sebagai sarana untuk mendapatkan kebaikan diri kita dan keluarga kita. Jika satu murid mendapatkan manfaat dari ilmu yang kita ajarkan itu sungguh luar biasa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H