"Tapi kartu multi trip kita kan cuma ada dua. Terus anak-anak gimana?"
"Pakai Go Transit. Ada saldo di aplikasi ojek online. Nah, daripada mengendap lebih baik dimanfaatkan."
Besoknya kami ke stasiun Rangkasbitung. Setelah memarkirkan di tempat parkir stasiun yang luas dan teduh, kami segera tap in dengan antrean yang rapi.
Anak-anak kami berikan kartu. Mereka tap in dulu. Lumayan mudah dan lancar meskipun stasiun Rangkasbitung ramai.
Dalam hitungan beberapa detik aku mengikuti tap in. Aku buka aplikasi ojek online mencari tiket yang tersedia, aku buka QR code, lalu arahkan ke scanner. Dalam hitungan satu hingga dua detik tap in pun selesai.
Sejak kecil dapat pengalaman menggunakan komputer lain mudah-mudahan bermanfaat untuk hidupnya. Jadi kalau nanti besar ada kegiatan atau jalan-jalan nggak repot lagi. Mereka juga tap out sendiri. Tinggi badan mereka cukup untuk melakukan tap out dengan mudah.
dokumentasi pribadi
Kalau bawa anak-anak atau istri bahkan orang tua di KAI commuter aku tidak khawatir mereka tidak dapat bangku. Toleransi penumpang sangat hebat. Banyak orang baik yang dengan otomatis memberikan bangku kepada yang membutuhkan.
Setelah satu setengah jam perjalanan sampailah kami di stasiun Jurangmangu. Kandang jurank milik Dik Doank dekat dengan stasiun Jurangmangu. Dengan jalan kaki sekitar 7 menit sampailah kami di stasiun Jurangmangu.
Di kandang jurank itu kami benar-benar panen kereta api. Setiap 5 menit sekali ada kereta api yang lewat. Sekitar 1 jam di kandang jurang kami penuh segera pulang ke Rangkasbitung.
"Mas duluan ya ngetap kartu," kata sulungku.