Mamak memanggilku Le atau tole (Jawa: Nak).
"Cuma Rp 8.000, Mak."
"Mamak diterke ning dulure ning Mampang Prapatan," dua hari sebelumnya Mamak yang datang dari Jambi minta diantar ke Jakarta.
Mamak bilang punya saudara kandung yang sudah terpisah puluhan tahun lantaran Mamak transmigrasi ke pulau Sumatera.
Begitulah kalau orang Sumatera atau orang seberang menggunakan kereta api atau KAI commuter. Sama seperti aku dulu waktu beli tiket kereta lokal dari Rangkasbitung ke Jakarta.
"Nggak ada uang pas aja, Mas?" tanya petugas.
"Berapa Mbak?"
"Dua ...."
Eh, berapa tadi? Dua puluh atau dua apa ya? Ah, nggak mungkin dua ribu, pikirku yang baru pertama kali pakai kereta. Aku sodorkan uang Rp. 20.000.
"Dua 2000 ada, Mas. Uang pas."
Lhadalah. Ternyata dua ribu, tok! Rasanya nggak percaya kalau tiket perjalanan 2 jam Cuma Rp 2.000 doang. Uang segitu kalau di rumah kadang tergeletak saja.