Serunya Mengukur Tinggi Badan Teman Sekelas

Hari ini saya mengajar enam jam. Pelajaran matematika yang sangat disukai siswa. Ehm... Sudahlah matematika, eh enam jam pula. Di kelas X yang menggunakan kurikulum merdeka, mata pelajaran matematika itu 3 jam. Daripada dipisah dalam dua hari, kurikulum menggabungkan menjadi satu hari. Ya akhirnya menumpuk di satu hari inilah. 

Saya harus berpikir keras bagaimana matematika hari ini berlangsung menyenangkan. Jangan sampai membuat siswa bosan dan mengantuk di dalam kelas. 

Hari ini materinya tentang statistika sub bab ukuran pemusatan data. Materinya tentang mean, median, dan modus. 

Jadi mencari tentang rataan, nilai tengah, dan nilai yang paling banyak muncul. Sebetulnya materi ini bukan materi baru bagi anak SMA karena sudah pernah dipelajari di SMP. 

Tapi mungkin mereka bakal lupa. Benar saja saat saya bilang tentang materi ini mereka sedikit mengerutkan kening. Tapi setelah saya jelaskan tentang modus Mereka pun sudah ingat kembali.

Materi kontekstual

Lalu saya membeli materi yang sangat dekat dengan kehidupan mereka. Saya  tanya uang jajan mereka per hari. 

Ada yang Rp 10.000, Rp.  5.000, Rp 3.000 Rp 20.000 dan seterusnya. Ada 12 orang dalam kelas. Lalu saya tanya berapa rata-rata uang jajan mereka? Bagaimana cara menghitung rata-ratanya? 

"Dijumlahkan kemudian dibagi aja Pak," kata mereka.

Pancingan saya termakan. 

"Nah, begitulah cara mencari mean atau rata-rata. Ya, mean adalah rata-rata atau juga rerata."

Tak sampai di sana. Agar semakin kontekstual, saya ajak anak-anak mengukur tinggi badan mereka. 

"Sekarang kita akan mencari rata-rata tinggi badan. Yuk kita keluar ruangan. Ada yang tau kita punya fasilitas mengukur tinggi badan?"

"Ada pak. Di depan pintu ruang kepala sekolah," kata Aris.

"Ya, benar. Nanti datanya kalian bikin tabel. Nomor, nama siswa, tinggi badan. Semuanya harus diukur ya. Jangan ada yang kelewat." 

"Baik, Pak."

Lalu ada satu orang yang bawa kertas dan pulpen. Kami semua keluar kelas. Menuju ruang kepala sekolah yang saat itu tidak ada. Sedang ada rapat di Tangerang. 

Bergantian mereka mengukur tinggi badan. Satu selesai digantikan yang lainnya. Ada sih beberapa yang bercanda. Tapi selama nggak kelewatan saya biarkan saja. Saya tetap mengawasi dan melihat dari jauh.

Sekitar 15 menit kemudian pekerjaan anak-anak pun selesai. Lalu kami pun menuju ke kelas untuk mengerjakannya. Mencari nilai rata-rata, nilai tengah, dan nilai modus. 

Agar mereka dilibatkan, saya meminta mereka mengerjakan secara bergantian di depan kelas. Memang sih hanya beberapa siswa saja yang kebagian. Ya karena ada tiga materi berarti ada tiga orang yang ke depan.

"Dikasih waktu 15 menit cukup untuk mengerjakannya?"

"Cukup, Pak.." teriak siswa di barisan tengah.

"Nggak cukup Pak," kata yang sebelah kanan.

"Usahakan cukup ya. Kerjakan saya dengan serius. Kalau sudah selesai sebelum sepuluh menit malah bagus."

Ternyata benar. Nggak sampai sepuluh menit saja sudah selesai. Ada satu dua anak yang nanya. 

"Kalau ada tiga angka yang munculnya sama banyak, modusnya gimana Pak?"

"Modusnya tiga," jawabku singkat. "Tulis ketiga angka yang ada itu."

"Baik, Pak."

Ada tiga siswa yang mengerjakan ke depan. Ada Aqif, Fadl, dan Abdul Reyhan. Alhamdulillah pekerjaannya benar. Mereka pun dapat applaus dari teman sekelas. 

Begitulah pembelajaran matematika di kelas saya hari ini. Mungkin terkesan biasa. Tapi bagi saya sudah lumayan. Hehe... Apakah pembaca punya pengalaman yang mirip? Boleh dong berbagi. Bisa kasih komentar di kolom komentar ya. Terimakasih.