Terhadap teman yang bercadar, kami belajar toleransi. Ada yang berbeda keyakinan, kami saling menghormati. Di kampus itu ada satu lift. Kami belajar mendahulukan orang yang membutuhkan, untuk menggunakan lift itu, terutama mendahulukan dosen yang memang mayoritas sudah sepuh. Kami belajar persatuan; Marthen yang dari timur itu ketua kelas kami.
Jika ada siswa kami atau siapa saja membaca tulisan ini, penulis berharap agar mereka tahu, bahwa kami yang sudah 'tua' ini pun masih haus ilmu. Masih bersemangat untuk belajar. Bahwa kemauan untuk sekolah lagi itu masih ada tidak dibatasi usia.
Oleh karena itu, semoga mereka meniru kami. Kalian yang masih muda jangan kalah semangat. Manfaatkan usia muda yang penuh tenaga dan semangat untuk belajar demi masa depan kalian yang lebih baik. Ingat, hasil tidak akan menghianati proses. Nikmati dan hayati semua proses itu dengan sabar. Proses itulah yang akan membentuk kita. Dengan usaha keras dibarengi do'a dan melaksanakan ajaran agama dengan lurus-lurus, kehidupan kita akan cerah di masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H