Kembali, para penggemar karya Tere Liye dapat memuaskan rindunya akan karya beliau yang ciamik. Novel Pulang yang berkisah tentang dinamika yang terjadi pada keluarga shadow economy. Merekalah yang mengendalikan ekonomi bahkan politik di dunia. Mereka bagai gurita, menguasai hampir seluruh aspek ekonomi. Namun mereka bekerja dengan rapi dan senyap sehingga dunia tidak menyadari keberadaan mereka. Lalu, seberapa besar jaringan shadow economy itu?
Ada enam ratus juta tenaga kerja yang bekerja di ekonomi bayangan seluruh dunia-tentu saja, sebagian besar mereka tidak menyadari sedang bekerja di bisnis milik keluarga shadow economy. (Halaman 39)
Membaca novel ini  seakan kita sedang menonton film laga yang seru. Meskipun pada novel ini Tere Liye melibatkan co-author namun kepiawaian keduanya membuat novel ini terasa berasal dari satu tangan. Kita disuguhkan berbagai pertempuran yang penuh strategi, skill, dan teknologi canggih yang terjadi pada keluarga shadow economy.
Ada delapan keluarga  yang menguasai shadow economy di Asia Pasifik. Namun hubungan mereka tidak sedang dalam kondisi baik-baik saja. Bujang atau si Babi Hutan yang saat itu memegang tampuk pimpinan keluarga Tong, sedang menghadapi masalah yang pelik. Prototype anti serangan siber milik keluarga Tong dicuri. Usaha mereka mengambil kembali teknologi itu digagalkan oleh sesosok misterius yang memiliki kemampuan luar biasa. Bujang yang biasanya sulit dikalahkan, kali ini dengan gampang dirobohkan oleh sosok itu.
Sementara itu, Bujang masih harus juga menghadapi ancaman dari Master Dragon, ketua delapan keluarga shadow economy yang berniat menguasai semua bisnis dikawasan pasifik. Bahkan penyusup sudah masuk ke markas keluarga Tong. Bujang harus membayar mahal dengan kematian Rambang, pemuda jenius penyelesai masalah tingkat tinggi yang baru sehari direkrut Bujang. Anak dari mantang tukang pukul keluarga Tong itu pintar, juara seluruh sekolah provinsi, NEM tertinggi, punya medali Olimpiade Matematika. Dia jago bela diri, pemegang ban hitam karate. Tragis, Rambang tertembak oleh sniper kiriman Master Dragon.
Tidak mungkin melawan sendirian, Â keluarga Tong menjalin aliansi. Bujang mengunjungi Hiro Yamaguchi, penguasa shadow economy di Jepang. Â Master Dragon juga berniat menyerang keluarga Yamaguchi pada saat perayaan pernikahan putri bungsunya lewat bom kue pengantin. Kedua pengantin baru. Disini, kisah disangkutkan dengan tokoh dari novel Tere Liye yang lain. Bujang bertemu dengan Thomas (tokoh di novel Negeri Para Bedebah dan Negeri Di ujung Tanduk).Â
Keluarga Yamaguchi pun bergabung. Masih perlu menjalin aliansi, keluarga Tong dan Yamaguchi mengajak Bratva, penguasa shadow economy di Moscow, Rusia. Otets, pimpinan Bratva sepakat untuk bergabung. Syaratnya, Bujang harus bisa mengalahkan Maria, anak Otets berduel. Bujang tinggal memilih pertarungan tangan kosong, senjata tajam, atau pistol. Menang atau kalah, Bujang tetap dalam masalah.
Hanya menunggu waktu, Master Dragon akan merusak keseimbangan bisnis delapan penguasa shadow economy. Namun bukan perkara mudah mengalahkan Master Dragon. Meski mengerahkan sumber daya dan kekuatan yang dimiliki, nyatanya mereka justru menelan muslihat Master Dragon. Sekecil apapun kemungkinan untuk menang dilakukan. Yang dilakukan keluarga Tong adalah menciptakan keseimbangan dunia. Lewat Bujang sebagai Tauke Besar, satu-satunya pimpinan keluarga Tong yang bukan merupakan keturunan Tong. Meski untuk proyek itu, banyak yang harus dikorbankan.Â
Bahkan seluruh sumber daya yang ada akan dihabiskan untuk sebuah hasil akhir. Sampai kemudian, pertolongan tak terduga datang. Diego datang membawa kemenangan kegelapan. Sambil bernostalgia keluarga, Diego dan Bujang melumpuhkan 40 Pendekar Naga yang melindungi Master Dragon. Kepala Master Dragon tertebas.
Secara apik Tere Liye juga menyelipkan nilai-nilai Pendidikan keluarga dalam novel. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
a) Keluarga adalah segalanya, harus lebih dulu kita bela. Meskipun Bujang adalah saudara tiri Diego, tetaplah Diego berusaha mencarinya. Dan meskipun berbeda pandangan, Diego tetap membantu dan membela Bujang. Walaupun itu ada kaitannya dengan usaha pemberantasan shadow economy yang menjadi obsesi Diego. Begitulah harusnya bersaudara. Mendahulukan saudara ketimbang menuruti hasrat pribadi.
Begitu pula yang dilakukan Basyir. Meskipun dicap sebagai pengkhianat karena membunuh Tauke Besar, apa yang dilakukannya semata membalas dendam karena keluarganya dibunuh oleh Tauke Besar. Keluarga Basyir menjadi korban usaha perluasan wilayah Keluarga Tong pada masa kepemimpinan Tauke Besar. Kelak, ketika Tauke Besar sudah wafat, Basyir menjadi penyelamat Keluarga Tong dari serbuan pasukan Master Dragon.
b) Keteladanan Orang Tua
Anak cenderung melihat apa yang tampak pada orang tuanya. Hal ini tampak pada Bujang dan Rambang. Meskipun punya kemampuan dan potensi berkarir di bidang mana pun karena kecerdasannya, mereka lebih memilih meneruskan jalan hidup ayah mereka dengan menjadi tukang pukul. Ayah adalah teladan bagi anaknya. Maka berhati-hatilah para ayah dalam memilih pekerjaan, karena bisa jadi anak akan mengikuti.
c) Pentingnya menanamkan akhlak dalam keluarga. Sebab, jika sudah tertanam kuat, akan menjadi benteng yang melindungi diri dari godaan apapun. Mamaknya Bujang telah mengajarinya secara diam-diam ilmu agama. Maka, meskipun sudah berpuluh tahun hidup di keluarga Tong, Bujang tetap bisa menjaga perutnya dari alkohol, babi, dan semua makanan haram lainnya. Ini pula yang menyebabkan Bujang tidak mau menggunakan cara-cara yang 'tidak baik' pada masa dia memimpin Keluarga Tong.
Setelah berpuluh tahun tidak mengumandangkan azan pula, suara merdu azan Bujang tetaplah memukau. Salonga dibuat terperangah. Di bawah pimpinan Bujang, Keluarga Tong menjelma sebagai penguasa shadow economy yang 'paling baik'. Keluarga Tong tidak lagi berbisnis perjudian, minuman keras, obat-obatan terlarang, pencurian, penipuan, dan sebagainya. (Halaman 83).
Seorang anak yang telah tertanam akhlak dalam keluarga, dia dapat membawakan diri pada lingkungan apapun. Oleh karena itu, penanaman akhlak itu sangat penting sebagai pondasi karakter anak.
d) Keluarga adalah tempat terbaik untuk kembali. Basyir kembali untuk menyelamatkan keluarga yang telah membesarkannya. Diego telah mengakui Bujang sebagai adiknya. Tuanku Imam adalah muara tempat Bujang mendapatkan jawaban-jawaban atas pertanyaannya. Sehingga, patutlah bersyukur atas keluarga kita. Jaga keutuhannya dengan sekuat kemampuan.
Keluarga merupakan unit terkecil pembangun negara. Negara akan kuat jika dibentuk dari keluarga-keluarga yang kuat pula. Solusi tepat
memperbaiki negara kita adalah dengan membentuk keluarga yang mengedepankan nilai-nilai luhur dan menjunjung tinggi akhlak. Selamat memperjuangkan keluarga.
Judul                   : Pergi
Penulis                  : Tere Liye
Penerbit                : Republika Penerbit
Cetakan                : 1, April 2018
Jumlah halaman        : iv + 455 halaman
ISBN Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 978-602-573-405-2
Peresensi               : Supadilah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H