Mohon tunggu...
Supadilah
Supadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru di Indonesia

Seorang guru yang menyukai literasi. Suka membaca buku genre apapun. Menyukai dunia anak dan remaja. Penulis juga aktif menulis di blog pribadi www.supadilah.com dan www.aromabuku.com serta www.gurupembelajar.my.id Penulis dapat dihubungi di 081993963568 (nomor Gopay juga)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemuda Terbaik Asia

11 Maret 2016   13:25 Diperbarui: 11 Maret 2016   13:28 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Majalah Forbes Asia merilis daftar pemuda terbaik di Asia sebanyak 300 orang yang terbagi dalam 10 kategori. Mereka adalah pemuda-pemuda yang berprestasi dalam bidang keuangan, industri, investasi, dan teknologi. Dari sejumlah tersebut 17 orang diantaranya adalah pemuda Indonesia.mereka adalah Peggy Hartanto dan Helga Angelina Tjahjadi (Arts). Di bidang Retail & E-Commerce Carline Darjanto, Merrie Elizabeth, Yasa Paramita Singgih dan Ferry Unardi (CEO Traveloka). Moses Lo dan Abraham Viktor (Finance & Venture Capital). Abraham Ranardo (Cofounder Mailbird). Sementara untuk Consumer Tech ada Kevin Aluwi (Gojek), Benny Fajarai (Cofounder Qlapa) dan Arief Widhiyasa (Cofounder Agate Studio).

 Di bidang Social Entrepreneurs terpilih Heni Sri Sundani Jaladara (Founder, Smart Farmer Kids In Action & AgroEdu Jampang Community) dan Muhammad Alfatih Timur (Cofounder & CEO KitaBisa). Di bidang Healthcare & Science Mesty Ariotedjo (Cofounder, WeCare.id) dan Leonika Sari Njoto Boedioetomo (Founder & CEO Reblood). Di bidang Entertainment & Sports ada pemuda berusia 12 tahun, Joey Alexander Sila (Musisi).

[caption caption="sumber : www.allfreedownload.com"][/caption]

Ditengah berbagai masalah yang melanda pemuda Indonesia, kita masih bisa berbangga dengan para generasi muda. Kita yakin tidak semua pemuda Indonesia yang bermasalah. Masih banyak pemuda Indonesia yang memiliki karya hingga ke dunia internasional. Fakta ini cukup merupakan kabar baik untuk negeri kita. Sebab selama ini pemuda kita selalu dirundung masalah.

 Dalam keseharian kita disuguhi kasus balap liar, tawuran antar pelajar, tawuran supporter sepakbola. kasus pencabulan, narkoba, atau isu terorisme yang melibatkan anak-anak muda. Jangan lupa, kita juga punya Rio Haryanto yang berprestasi dalam pebalap Formula 1 yang merupakan satu-satunya orang Asia yang ikut terlibat dalam kompetisi ini.
Arus globalisasi dan kemajuan teknologi telah melenakan pemuda.

 Mereka lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengakses internet, berlama-lama dengan gadgetnya seperti facebook, twitter, dan BBM-an. Juga sering kita lihat anak muda yang nongkrong di pinggir jalan ditemani kepulan asap sembari ngobrol ngalor-ngidul di atas motor. Virus hedonisme telah menulari mereka. Kebanyakan mereka senang bergaya mewah dengan tongkrongannya motor balap atau mobil mewah. Fenomena ini bukan hanya melanda di daerah perkotaan saja tapi sudah melanda pemuda di kota kecil atau daerah pedesaan.

Salah satu godaan kepada pemuda adalah tentang pacaran. Anak muda merasa malu jika tidak punya pacar. Malu dianggap tidak gaul. Malu kalau malam minggu tidak kemana-mana. Serasa ada yang kurang kalau dirinya jomblo. Padahal tidak demikian. Pemuda harus yakin bahwa dia akan keren kalau berprestasi dan berkarya. Energi pemuda harus dialirkan kepada kegiatan positif.

 Pikiran mereka hendaknya disibukkan dengan memikirkan karya dan memikirkan nasib bangsa. Bahwa kesuksesan tidak dengan mudah didapat begitu saja tapi harus diperjuangkan dan diupayakan sejak muda. Padahal, pacaran, seperti kata Achmad Zaky, CEO Bukalapak, pacaran bisa menghambat kesuksesan. “Kesuksesan Bukan Milik Mereka yang Kuliah dan Pacaran Saja. Kamu Harus Mencoba Semua” demikian katanya.

Pemuda yang memiliki kesibukan positif akan terhindar dari perilaku negatif seperti geng motor, balap liar, narkoba, cabe-cabean hingga perilaku menyimpang seperti LGBT yang marak akhir-akhir ini. Sebab kebanyakan tindak kejahatan itu dilakukan karena banyaknya waktu kosong yang terbuang sia-sia. Dengan menyibukkan diri melakukan aktivitas positif, mereka tidak punya waktu menganggur yang dipakai untuk memikirkan keburukan dan kesia-siaan.

Sebagaimana Ali bin Abi Thalib yang mengatakan ‘jika engkau tidak disibukkan dengan kebaikan pastilah engkau disibukkan dengan keburukan’. Masa muda bukan diisi dengan hura-hura atau aji mumpung. Buah kelapa kupas-kupasin. Mumpung masih muda, puas-puasin.

Ada tiga potensi dalam diri pemuda yaitu semangat, idealisme, dan berani. Aset yang terkumpul dalam diri pemuda ini hendaknya dimanfaatkan betul untuk kegiatan positif. Banyak kreativitas yang bisa dimunculkan dan diubah menjadi peluang. Kreativitas bukan hanya menghasilkan hal yang baru. Tapi bisa mengubah dari yang sebelumnya ada. Seperti Gojek misalnya. 

Ojek merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam keseharian kita. Merupakan alat transportasi yang murah dan mudah didapat. Sebelum ada Gojek, konsep ojek masih bersifat konvensional atau ojek pangkalan. Dengan ditemukannya Gojek, pengelolaan sarana transportasi itu pun menjadi lebih professional. Kreativitas ternyata tidak harus menemukan hal yang baru. Tetapi bisa memodivikasi dari hal yang sudah ada.

Kementerian Pemuda dan Olahraga menyatakan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 60 juta pemuda. di Indonesia. Sebuah potensi sekaligus beban. Dikatakan potensi jika mereka mampu berkontribusi untuk bangsa, mampu memaksimalkan potensi dalam dirinya. Akan tetapi menjadi beban jika ternyata mereka tidak mau bekerja keras melakukan kerja nyata dan hanya malas-malasan. Potensi itu masih banyak yang tersembunyi dan belum dimanfaatkan. Padahal jumlah itu merupakan potensi yang besar jika mampu dikelola. Tidak hanya dibanggakan tapi juga harus dimanfaatkan.

Boleh saja pemuda sesekali bersenang-senang dengan segala kegiatannya. Tapi frekuensinya jangan lebih banyak dari membuat karya. Pemuda harus mempersiapkan diri untuk masa depannya. Dengan banyak belajar dan berkarya. Karya apa saja. Dalam bidang yang disukainya.

Jangan sampai pemuda hanya menjadi beban negara. Keberadaannya harus menjadi solusi dan membawa kebaikan untuk lingkungannya berada. Seperti kata Walikota Bandung, Ridwan Kamil, “Negeri ini butuh banyak pemuda pencari solusi, bukan pemuda pemaki-maki”. Kita merindukan pemuda yang peduli dengan negerinya. Memberikan sumbangsih untuk bangsa.

Kekuatan, semangat, dan idealisme pemuda harus diarahkan dan disalurkan pada aktivitas yang positif. Karakteristik pemuda yang suka bersosialiasi hendaknya dimanfaatkan dengan membuat komunitas-komunitas yang bisa menghasilkan karya kebaikan. Seperti menggalang dana untuk pendidikan, membantu orang miskin, atau sumbangan dana bencana alam. Aksi ini bisa dilakukan melalui sosial media yang tentu tidak asing lagi bagi pemuda.

Kita berikan apresiasi kepada para pemuda yang telah menghasilkan karya. Semoga pemuda hari ini bisa lebih focus untuk berprestasi dan menjadi solusi. Sehingga mereka menjadi pemuda yang dikatakan oleh Soekarno, proklamator bangsa Indonesia, adalah pemuda yang dapat mengguncangkan dunia. Tetap berbuat untuk rakyat walaupun sepi dari penghargaan dan pengakuan. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun