Mohon tunggu...
Supadilah
Supadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru di Indonesia

Seorang guru yang menyukai literasi. Suka membaca buku genre apapun. Menyukai dunia anak dan remaja. Penulis juga aktif menulis di blog pribadi www.supadilah.com dan www.aromabuku.com serta www.gurupembelajar.my.id Penulis dapat dihubungi di 081993963568 (nomor Gopay juga)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemuda Terbaik Asia

11 Maret 2016   13:25 Diperbarui: 11 Maret 2016   13:28 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ojek merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam keseharian kita. Merupakan alat transportasi yang murah dan mudah didapat. Sebelum ada Gojek, konsep ojek masih bersifat konvensional atau ojek pangkalan. Dengan ditemukannya Gojek, pengelolaan sarana transportasi itu pun menjadi lebih professional. Kreativitas ternyata tidak harus menemukan hal yang baru. Tetapi bisa memodivikasi dari hal yang sudah ada.

Kementerian Pemuda dan Olahraga menyatakan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 60 juta pemuda. di Indonesia. Sebuah potensi sekaligus beban. Dikatakan potensi jika mereka mampu berkontribusi untuk bangsa, mampu memaksimalkan potensi dalam dirinya. Akan tetapi menjadi beban jika ternyata mereka tidak mau bekerja keras melakukan kerja nyata dan hanya malas-malasan. Potensi itu masih banyak yang tersembunyi dan belum dimanfaatkan. Padahal jumlah itu merupakan potensi yang besar jika mampu dikelola. Tidak hanya dibanggakan tapi juga harus dimanfaatkan.

Boleh saja pemuda sesekali bersenang-senang dengan segala kegiatannya. Tapi frekuensinya jangan lebih banyak dari membuat karya. Pemuda harus mempersiapkan diri untuk masa depannya. Dengan banyak belajar dan berkarya. Karya apa saja. Dalam bidang yang disukainya.

Jangan sampai pemuda hanya menjadi beban negara. Keberadaannya harus menjadi solusi dan membawa kebaikan untuk lingkungannya berada. Seperti kata Walikota Bandung, Ridwan Kamil, “Negeri ini butuh banyak pemuda pencari solusi, bukan pemuda pemaki-maki”. Kita merindukan pemuda yang peduli dengan negerinya. Memberikan sumbangsih untuk bangsa.

Kekuatan, semangat, dan idealisme pemuda harus diarahkan dan disalurkan pada aktivitas yang positif. Karakteristik pemuda yang suka bersosialiasi hendaknya dimanfaatkan dengan membuat komunitas-komunitas yang bisa menghasilkan karya kebaikan. Seperti menggalang dana untuk pendidikan, membantu orang miskin, atau sumbangan dana bencana alam. Aksi ini bisa dilakukan melalui sosial media yang tentu tidak asing lagi bagi pemuda.

Kita berikan apresiasi kepada para pemuda yang telah menghasilkan karya. Semoga pemuda hari ini bisa lebih focus untuk berprestasi dan menjadi solusi. Sehingga mereka menjadi pemuda yang dikatakan oleh Soekarno, proklamator bangsa Indonesia, adalah pemuda yang dapat mengguncangkan dunia. Tetap berbuat untuk rakyat walaupun sepi dari penghargaan dan pengakuan. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun