Majalah Forbes Asia merilis daftar pemuda terbaik di Asia sebanyak 300 orang yang terbagi dalam 10 kategori. Mereka adalah pemuda-pemuda yang berprestasi dalam bidang keuangan, industri, investasi, dan teknologi. Dari sejumlah tersebut 17 orang diantaranya adalah pemuda Indonesia.mereka adalah Peggy Hartanto dan Helga Angelina Tjahjadi (Arts). Di bidang Retail & E-Commerce Carline Darjanto, Merrie Elizabeth, Yasa Paramita Singgih dan Ferry Unardi (CEO Traveloka). Moses Lo dan Abraham Viktor (Finance & Venture Capital). Abraham Ranardo (Cofounder Mailbird). Sementara untuk Consumer Tech ada Kevin Aluwi (Gojek), Benny Fajarai (Cofounder Qlapa) dan Arief Widhiyasa (Cofounder Agate Studio).
Di bidang Social Entrepreneurs terpilih Heni Sri Sundani Jaladara (Founder, Smart Farmer Kids In Action & AgroEdu Jampang Community) dan Muhammad Alfatih Timur (Cofounder & CEO KitaBisa). Di bidang Healthcare & Science Mesty Ariotedjo (Cofounder, WeCare.id) dan Leonika Sari Njoto Boedioetomo (Founder & CEO Reblood). Di bidang Entertainment & Sports ada pemuda berusia 12 tahun, Joey Alexander Sila (Musisi).
[caption caption="sumber : www.allfreedownload.com"][/caption]
Ditengah berbagai masalah yang melanda pemuda Indonesia, kita masih bisa berbangga dengan para generasi muda. Kita yakin tidak semua pemuda Indonesia yang bermasalah. Masih banyak pemuda Indonesia yang memiliki karya hingga ke dunia internasional. Fakta ini cukup merupakan kabar baik untuk negeri kita. Sebab selama ini pemuda kita selalu dirundung masalah.
Dalam keseharian kita disuguhi kasus balap liar, tawuran antar pelajar, tawuran supporter sepakbola. kasus pencabulan, narkoba, atau isu terorisme yang melibatkan anak-anak muda. Jangan lupa, kita juga punya Rio Haryanto yang berprestasi dalam pebalap Formula 1 yang merupakan satu-satunya orang Asia yang ikut terlibat dalam kompetisi ini.
Arus globalisasi dan kemajuan teknologi telah melenakan pemuda.
Mereka lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengakses internet, berlama-lama dengan gadgetnya seperti facebook, twitter, dan BBM-an. Juga sering kita lihat anak muda yang nongkrong di pinggir jalan ditemani kepulan asap sembari ngobrol ngalor-ngidul di atas motor. Virus hedonisme telah menulari mereka. Kebanyakan mereka senang bergaya mewah dengan tongkrongannya motor balap atau mobil mewah. Fenomena ini bukan hanya melanda di daerah perkotaan saja tapi sudah melanda pemuda di kota kecil atau daerah pedesaan.
Salah satu godaan kepada pemuda adalah tentang pacaran. Anak muda merasa malu jika tidak punya pacar. Malu dianggap tidak gaul. Malu kalau malam minggu tidak kemana-mana. Serasa ada yang kurang kalau dirinya jomblo. Padahal tidak demikian. Pemuda harus yakin bahwa dia akan keren kalau berprestasi dan berkarya. Energi pemuda harus dialirkan kepada kegiatan positif.
Pikiran mereka hendaknya disibukkan dengan memikirkan karya dan memikirkan nasib bangsa. Bahwa kesuksesan tidak dengan mudah didapat begitu saja tapi harus diperjuangkan dan diupayakan sejak muda. Padahal, pacaran, seperti kata Achmad Zaky, CEO Bukalapak, pacaran bisa menghambat kesuksesan. “Kesuksesan Bukan Milik Mereka yang Kuliah dan Pacaran Saja. Kamu Harus Mencoba Semua” demikian katanya.
Pemuda yang memiliki kesibukan positif akan terhindar dari perilaku negatif seperti geng motor, balap liar, narkoba, cabe-cabean hingga perilaku menyimpang seperti LGBT yang marak akhir-akhir ini. Sebab kebanyakan tindak kejahatan itu dilakukan karena banyaknya waktu kosong yang terbuang sia-sia. Dengan menyibukkan diri melakukan aktivitas positif, mereka tidak punya waktu menganggur yang dipakai untuk memikirkan keburukan dan kesia-siaan.
Sebagaimana Ali bin Abi Thalib yang mengatakan ‘jika engkau tidak disibukkan dengan kebaikan pastilah engkau disibukkan dengan keburukan’. Masa muda bukan diisi dengan hura-hura atau aji mumpung. Buah kelapa kupas-kupasin. Mumpung masih muda, puas-puasin.
Ada tiga potensi dalam diri pemuda yaitu semangat, idealisme, dan berani. Aset yang terkumpul dalam diri pemuda ini hendaknya dimanfaatkan betul untuk kegiatan positif. Banyak kreativitas yang bisa dimunculkan dan diubah menjadi peluang. Kreativitas bukan hanya menghasilkan hal yang baru. Tapi bisa mengubah dari yang sebelumnya ada. Seperti Gojek misalnya.