Nama, atau istilah Bodhidharma itu sendiri dapat diartikan sebagai " Pedoman bagi Hidup Berkesadaran". " Pedoman untuk Mencapai Kesadaran" atau "Prilaku Orang yang Berkesadaran."
Buku ini terdiri dari enam bab yang setiap bab menyajikan tentang hal yang berkaitan dengan proses perjalanan bagaimana menjadi pribadi Jayawarman menjadi Bodhidharma yang sadar dalam kehidupan ini.
Pada bab pertama kita akan membaca tentang kelahiran Zen, disini disajikan sebuah kuis yang bisa menakar bagaimana reaksi pikiran kita terhadap sebuah cerita. Kita diajak untuk melihat pergerakan Mind ( gugusan pikiran dan perasaan) tanpa menghakimi.Â
Pada bab kedua, kita diajak mempersiapkan diri melangkah dengan Savadhan -- Meditasi Awal sebelum nanti ada dalam Pertemuan Agung. Ada sebuah cerita menarik tentang seekor burung yang bertemu dengan Bodhidharma.
"Â Wahai burung-burung dalam perangkap
Berhentilah menikmati hidup dalam kandang;
Terbang bebas adalah takdirmu,Â
Langit luas tak berbingkai inilah hunianmu."
Kita semua ini ada dalam saling keterikatan. ENTANGLEMENT. Ini cukup bagi kita untuk memulai melangkah dalam Zen.
Pada bagian ketiga, kita bertemu dengan cerita tentang Jaya, putra raja yang berasal dari Dinasti Warman. Karena adanya masalah di kerajaan Kanchipura maka Jayawarman akan melarikan diri ke Chinasthana (negeri Cina) Â dimana disana akan dikenal sebagai Bodhidharma dan sampai ke negeri Matahari Terbit. Dimana Zen akan berbuah lebat.
Hal yang juga menarik mengikuti perjalanan hidup Jayawarman ini adalah beliau juga pernah mampir ke Swarnadwipa dan pulau Javadwipa. Bertemu dengan sahabat dan sepupunya dan mengenal anak keturunan dinasti Sanjaya, yang memandang tanah air ini sebagai perwujudan Ibu Pertiwi. Bende Mataram!