Mohon tunggu...
Sunu Purnama
Sunu Purnama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pria sederhana yang mencintai dunia sastra kehidupan.

mengapresiasi dunia...lewat rangkaian kata...^^

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

[Review Buku] " Zen Sebagaimana Dilakoni oleh Bodhidharma" Karya Anand Krishna

13 April 2019   23:52 Diperbarui: 14 April 2019   00:28 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Koleksi Pribadi


Judul : Zen Sebagaimana Dilakoni oleh Bodhidharma, Panduan Hidup Sadar Sehari-hari
Pengarang : Anand Krishna
Jumlah Halaman : 418 Halaman
Tanggal terbit : Cetakan Pertama, 2019
Penerbit : PT  Gramedia Pustaka Utama

" Tidak dapat disampaikan lewat buku. Tak dapat pula dijelaskan lewat kata-kata. Hanya dapat ditunjukkan, hanya dapat dialami. Itulah Dhyana, Chan, atau Zen."

-- Bodhidharma

Itu adalah kalimat pembuka untuk buku terbaru karya Anand Krishna yang bertitel " Zen Sebagaimana Dilakoni oleh Bodhidharma".

Sebuah keanehan?! Sebuah paradoks.

Tidak terjelaskan namun tercetak dalam sebuah buku setebal 418 halaman. Lalu untuk apa penjelasan yang disajikan lewat buku ini yang merupakan ajaran Zen sebagaimana dilakoni oleh Bodhidharma.

Sebuah kalimat yang pantas untuk direnungkan dan dilakoni. Sebuah bahasa isyarat tentang sebuah laku yang melampaui kata-kata.

Lewat buku ini kita juga akan diajak mengenal siapa itu Bodhidharma yang seringkali disalahpahami sebagai Sidharta Budha Gautama. Padahal mereka merupakan sosok yang berbeda. 

Membaca buku ini seperti membaca sebuah dongeng. 

" Bodhidharma adalah Seorang Bodhisattva, seorang Karma Yogi seperti itu -- seorang yang melakoni keluhuran yoga dalam hidupnya, seorang yang berkarya tanpa pamrih.

Nama, atau istilah Bodhidharma itu sendiri dapat diartikan sebagai " Pedoman bagi Hidup Berkesadaran". " Pedoman untuk Mencapai Kesadaran" atau "Prilaku Orang yang Berkesadaran."

Buku ini terdiri dari enam bab yang setiap bab menyajikan tentang hal yang berkaitan dengan proses perjalanan bagaimana menjadi pribadi Jayawarman menjadi Bodhidharma yang sadar dalam kehidupan ini.

Pada bab pertama kita akan membaca tentang kelahiran Zen, disini disajikan sebuah kuis yang bisa menakar bagaimana reaksi pikiran kita terhadap sebuah cerita. Kita diajak untuk melihat pergerakan Mind ( gugusan pikiran dan perasaan) tanpa menghakimi. 

Pada bab kedua, kita diajak mempersiapkan diri melangkah dengan Savadhan -- Meditasi Awal sebelum nanti ada dalam Pertemuan Agung. Ada sebuah cerita menarik tentang seekor burung yang bertemu dengan Bodhidharma.

" Wahai burung-burung dalam perangkap

Berhentilah menikmati hidup dalam kandang;

Terbang bebas adalah takdirmu, 

Langit luas tak berbingkai inilah hunianmu."

Kita semua ini ada dalam saling keterikatan. ENTANGLEMENT. Ini cukup bagi kita untuk memulai melangkah dalam Zen.

Pada bagian ketiga, kita bertemu dengan cerita tentang Jaya, putra raja yang berasal dari Dinasti Warman. Karena adanya masalah di kerajaan Kanchipura maka Jayawarman akan melarikan diri ke Chinasthana (negeri Cina)  dimana disana akan dikenal sebagai Bodhidharma dan sampai ke negeri Matahari Terbit. Dimana Zen akan berbuah lebat.

Hal yang juga menarik mengikuti perjalanan hidup Jayawarman ini adalah beliau juga pernah mampir ke Swarnadwipa dan pulau Javadwipa. Bertemu dengan sahabat dan sepupunya dan mengenal anak keturunan dinasti Sanjaya, yang memandang tanah air ini sebagai perwujudan Ibu Pertiwi. Bende Mataram!

Di bagian keempat, kita mendengar wejangan Sang Suhu. Bodhidharma tidak seperti Budha yang banyak memberikan wejangan. Bodhidharma tidak banyak berbicara. Disini kita akan menemukan wejangan yang merupakan kotbah satu-satunya yang diberikan Bodhidharma. Sedangkan yang lainnya merupakan catatan para murid beliau. 

Menurut Bodhidharma hanya ada dua jalan untuk mencapai tujuan yaitu Jalan Analisis berlandaskan Pengetahuan dan Jalan atau Laku Pengabdian. Kita bisa membaca dan menyelami secara luas inti meditasi dalam bab keempat ini.

Di bagian kelima, kita bertemu kembali dengan cerita tentang Bodhidharma yang semula bernama Jayawarman ketika bertemu dengan Prajnatara diubah namanya menjadi Bodhitara atau Anomadassi dalam perjalanan pengembaraannya dari India Selatan menuju Chinasthana.

Bagi anda yang akrab dengan buku-buku karya Anand Krishna, seperti Soul Quest, Soul Awareness maka cerita dalam buku ini akan menambah sebuah gambaran tentang sebuah kepingan perjalanan dan persinggahan hidup dari satu negara ke negara lain, pertemuan dengan para sahabat dalam sebuah peran kehidupan yang walau terlihat berbeda adalah sebuah cetak biru kehidupan yang terus mengalir. Sebuah permainan yang akan terus berlanjut sampai nanti mencapai nirvana, kekosongan, kasunyatan abadi.

Dan di bab terakhir, bab keenam. Kita dituntun menyelami keindahan dunia zen. Ada gambar-gambar populer dikalangan para zen yang diulas oleh beliau disesuaikan dengan kesadarannya saat ini yang terus berkembang mengikuti gerak zaman yang dinamis.

Biasanya ada delapan gambar tentang seorang penggembala dan sapinya. Sedangkan dua gambar tambahan adalah sebuah perluasan yang menjelaskan setelah pencapai tertinggi yang tak terjelaskan itu. Kebebasan Mutlak selama hidup lalu kembali ke dunia untuk berbagi. Ada juga latihan Zen yang dapat dipraktekkan dalam keseharian kita.

Buku ini merupakan edisi perluasan dari 2 buku beliau sebelumnya yaitu"Zen bagi Orang Modern" -  terbit tahun 2001 dan "Bodhidharma, Kata Awal adalah Kata Akhir" - terbit  tahun 2005. Edisi Baru ini (Setelah 18 tahun dari kedua buku sebelumnya), yaitu "Zen, Sebagaimana Dilakoni oleh Bodhidharma" adalah gabungan dari kedua buku tersebut, plus berbagai update (pembaharuan) dan pemahaman baru yang didapat dari pengalaman Anand Krishna selama ini. Kesadaran beliau berkembang setiap saat, jadi apa yang beliau tulis dalam buku sebelumnya pasti akan ada pembaharuan.

Akhir kata, saya kutipkan sebuah kalimat penutup yang ada di bagian akhir buku ini,

" Zen dan hanya Zen -- hanya hidup meditatif yang dapat menyelamatkan Anda dan saya, menyelamatkan kita, menyelamatkan masyarakat kita, menyelamatkan dunia kita. Cobalah yang satu ini!"

Selamat membaca dan jangam lupa untuk mencoba...

Rahayu...

Bukit Pelangi, 13 April 2019

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun