Tentu saja, hal ini bertentangan dengan kebijakan pemerintah Ukraina Volodymyr Zelensky yang memilih tetap meminta dukungan politik dari negara Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk tetap mempertahankan wilayah Krimea dari gerakan separatis Pro Rusia. Bisa dikatakan secara geopolitik Ukraina menjadi ajang perebutan pengaruh politik luar negeri antara Amerika Serikat-Uni Eropa dan Rusia.
Di satu sisi Rusia akan tetap berusaha mewujudkan pemerintahan yang Pro Rusia dan menganggap Ukraina akan menjadi ancaman baru di wilayah Eropa Timur apabila negara tersebut bergabung menjadi anggota Uni Eropa. Sebaliknya negara Barat -Uni Eropa pun akan menganggap Ukraina menjadi momok bagi pertahanan Eropa apabila masuk ke wilayah teritorial Rusia.
C. Perang "Urat Syaraf" antara Rusia - Amerika Serikat dan NATO
Konflik memuncak ketika hasil laporan intelijen Amerika Serikat melaporkan adanya mobilisasi 'massive' dari Angkatan Bersenjata Rusia lengkap dengan ribuan peralatan tempurnya di perbatasan Rusia-Ukraina. Walaupun pemerintahan Putin mentatakan bahwa pemusatan kekuatan militer di perbatasan dalam rangka latihan militer rutin, namun tentu saja pihak Ukraina, Uni Eropa / NATO, dan AS terancam akan pemusatan militer yang tidak wajar di wilayah sekitar perbatasan. Ratusa ribu prajurit melaksanakan latihan besar-besaran di wilayah perbatasan Ukraina dengan menggunakan amunusi tajam dan penembakan rudal-rudal anti pertahanan udara serta rudal sasaran darat.
Akibatnya, hal tersebut membuat gerah pemerintah Ukraina, sehingga melalui kekuatan diplomasi LN nya meminta bantuan militer kepada pakta pertahanan NATO. Hal tersebut ditindaklanjuti dengan pengiriman peralatan tempur, senjata rudal dan ribuan amunisi ke negara Ukraina. Bahkan, Amerika Serikat sudah menyiapkan sekitar empt ribuan prajurit yang bersiaga dan siap digerakkan ke wilayah teritorial negara Eropa Timur apabila krisis memuncak.
Bisa dikatakan saat ini kedua negara adidaya ini memainkan 'perang urat syaraf' antara langkah politik luar negeri, kekuatan diplomasi serta langkah-langkah militer yang akan diambil apabila terjadi kebuntuan dalam mediasi jalur perundingan internasional. Seperti halnya kita disuguhkan tentang pertunjukan mengenai kelihaian kombinasi antara kemampuan mengelola geopolitik, geostragegis dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki oleh negara adidaya untuk memenuhi kepentingan domestik, regional dan internasional agar sesuai dengan tujuan kepentingan nasionalnya.
D. Lesson to Learn.
Dari peristiwa yang tersaji antara konflik Ukraina - Rusia banyak pelajaran yang bisa kita petik. Diantaranya adalah tentang pentingnya kemampuan yang dimiliki suatu bangsa dalam bertahan untuk mengambil keputusan strategis berdasar pada Geo Politik-Geo Strategis dengan segala potensi yang dimiliki oleh negara yang berkonflik.
Disini bisa kita pelajari bahwa Ukraina sebagai negara "inferior" ketika menghadapi negara adidaya "superior" Rusia, mampu memberikan 'perlawanan dan pertahanan' dalam merespon setiap langkah politik diplomasi LN dan bayang-bayang invasi militer oleh Rusia. Dengan disokong oleh NATO, negara tersebut kuat dalam bertahan serta telah membawa dua negara adidaya di dunia ke tepi konflik 'Perang Dingin Baru' di wilayah kawasan Eropa Timur.
Langkah - Langkah politik luar negeri dua negara adidaya memberikan suatu pelajaran, yaitu kemampuan diplomasi dimiliki tidak akan berjalan efektif tanpa adanya kekuatan militer yang mumpuni yang senantiasa siap untuk dikerahkan apabila jalur perundingan menemui jalan buntu 'Deadlock'. Rivalitas kedua negara tersebut tidak sebatas dari kemampun membangun hubungan komunikasi, tapi yang lebih penting adalah bagaimana cara berdiplomasi sekaligus membangun komunitas pertahanan di kawasan dalam mendukung kepentingan dalam negerinya.
Seolah - olah secara tersirat, konflik 'Urat Syaraf' antara Amerika dan Rusia di tanah Ukraina memberikan pesan kuat, bahwa masa damai adalah masa tenggat dalam mempersiapkan kemampuan tempur dan membangun pertahanan negara serta masa untuk menggalang kekuatan ketahanan kawasannya. Pembangunan dan penggalangan tersebut tidak hanya sebatas bantuan pertahanan keamananan, namun yang lebih dari hal tersebut adalah adanya dukungan moral dan formal melalui politik LN di kancah regional hingga komunitas internasional