Mohon tunggu...
LCN Dua Tujuh Delapan
LCN Dua Tujuh Delapan Mohon Tunggu... Editor - Editor yang haus pengetahuan

Soar to the sun crossing the sea

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Indonesia Emas atau Indonesia "Cemas" (Semangat Peringatan 113 Tahun Kebangkitan Nasional)

20 Mei 2021   04:15 Diperbarui: 20 Mei 2021   04:28 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 4 : Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak Veto  adalah negara dengan kekuatan militer maju dan modern serta menguasai teknologi nuklir (nuclear capable)/manyanu.com

Ancaman yang pasti dan perlu diantisipasi terjadi di dalam kurun waktu 5 s.d. 10 tahun ke depan sampai dengan tahun 2045 adalah pandemik global atau wabah penyakit. Bila kita runut ke belakang, Wabah pandemik yang terjadi dalam skala global dimulai pada tahun 2003, yaitu Pada 16 November 2002, tepat hari ini 17 tahun lalu, kasus pertama penyakit pernapasan akut terjadi di Kota Foshan, Provinsi Guangdong, Cina. Ketika itu tenaga medis di Cina gagal mendeteksi jenis penyakit yang kemudian mewabah di dunia. (Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Epidemi SARS: Bukti Wabah Virus yang Tak Pernah Berakhir", sumber). 

Oleh WHO pada 15 Maret 2003  menjuluki ancaman kesehatan dunia itu dengan sebutan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Berlanjut ke wabah Flu burung di Indonesia, kasus infeksi virus flu burung H5N1 pada manusia pertama kali muncul pada tahun 2005. Menurut data yang dirilis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ada 200 laporan kasus dengan 168 kematian hingga tahun 2018. Gejala flu burung umumnya baru muncul setelah 3–5 hari terpapar virus ini, sangat mirip dengan Covid-19 . 

Gejala yang timbul dapat berbeda-beda, mulai dari yang ringan hingga parah. Meskipun kadang orang yang terinfeksi virus flu burung bisa tidak merasakan gejala apa pun, tetapi secara umum, penderita flu burung akan mengalami gejala berupa demam, batuk, sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan, hidung berair dan tersumbat, serta sesak nafas. Flu burung disebabkan oleh infeksi virus influenza tipe A yang berasal dari burung. Sebagian besar jenis virus flu burung hanya dapat menyerang dan menular pada unggas, baik unggas liar maupun unggas peternakan, seperti ayam, bebek, angsa, dan burung. Namun, ada beberapa jenis virus flu burung yang bisa menginfeksi manusia, yaitu H5N1, H5N6, H5N8, dan H7N9. 

Virus flu burung dapat menginfeksi manusia jika terjadi kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi virus ini (Sumber :https://www.alodokter.com/flu-burung). Selanjutnya di tahun 2020 s.d. saat ini adalah Covid-19, dimana proses penyebarannya sangatlah cepat dengan hanya bersentuhan, berada di dekat penderita serta kemungkinan penyebaran bersifat 'airborne', yaitu penyebaran melalui udara dalam satu ruangan dengan penderita. 

Mutasi virus yang sangat cepat ini tentu saja menjadi momok yang sangat menakutkan bagi seluruh bangsa di dunia di masa yang akan datang, karena mutasi dari Covid-19 adalah virus Covid D614G di tahun 2021 dengan resiko  penularan 10 kali lipat lebih menular dibandingkan Covid-19 Wuhan. Karena kesehatan bersifat mutlak untuk kegiatan keseharian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tentu Indonesia harus mampu membangun ketahanan kesehatan yang tinggi untuk jangka waktu 5 sd 10 tahun ke depan. Pembangunan ketahanan kesehatan bisa diperoleh melalui vaksinasi secara berkala, penggalakan program 4 seta 5 sempurna untuk perbaikan gizi serta nutrisi dan terus menerus melaksanakan riset  dengan mengedepankan aset - aset nasional yang dimiliki, agar kemandirian teknologi kesehatan dalam negeri tercapai serta bisa menjadi aset nasional di masa yang akan datang ( tahun 2045).

Gambar 3 : Visualisasi Proses Mutasi Virus Corona. Sumber: www.liputan6.com
Gambar 3 : Visualisasi Proses Mutasi Virus Corona. Sumber: www.liputan6.com
Karena Indonesia secara geografis tarletak di "Ring Of Fire" Pasifik dan sangat rentan dengan terjadinya bencana alam, maka yang harus dipersiapkan adalah mitigasi bencana serta "Road Map" penanggulan bencana dalam skala kecil dan besar. Hal ini bisa diwujudkan dengan pembangunan sistem informasi deteksi dini bencana alam, baik berupa gempa bumi,tsunami, banjir atau bencana gunung meletus.

 Akses informasi kepada seluruh penduduk harus mulai disinergikan dan dibangun. Di era digitalisasi dan kemudahan akses komunikasi, hingga komunikasi satelit, tentu pembangunan sistem deteksi bencana "Early Warning System Natural Disaster" harus mulai ditingkatkan. Saat ini peringatan dini bisa diperoleh melalui situs BMKG. Untuk masa yang akan datang, mungkin perlu dibuat suatu peraturan resmi yang mewajibkan  bagi para pengguna handphone atau seluler untuk mengakses aplikasi deteksi bencana yang di dalamnya terdapat petunjuk yang harus diikuti dan dipatuhi apabila bencana alam terjadi. 

Jika perlu ditampilkan dan dilatihkan simulasi aksi tanggap kencana secara periodik di dalamnya. Sehingga ketika bencana alam terjadi, seluruh elemen rakyat Indonesia mengetahui aksi yang dilaksanakan untuk mereduksi jatuhnya korban jiwa. Termasuk pembangunan infrastruktur dan pemukiman penduduk dengan mengadopsi teknologi konstruksi anti gempa dari negara Jepang yang sudah terbukti di wilayah rawan gempa, serta penangan mitigasi selama dan sesudah bencana alam terjadi. 

Sama halaya untuk pembangunan infrastruktur yang rawan terdampak tsunami, tanah longsor atau banjir. Sehingga menjadi suatu keharusan bahwa setiap pengembangan wilayah pemukiman harus berorientasi terhadap keamanan infrastruktur terhadap potensi bencana dan kelestarian lingkungan, dengan maksud untuk mereduksi kemungkinan terjadinya bencana alam akibat kesalahan tata kelola wilayah atau akibat dampak kerusakan lingkungan oleh tindakan manusia.

4. Pertahanan dan Keamanan Nasional. 

Perkembangan teknologi yang sangat pesat dan maju terutama di sistem persenjataan dan alat utama sistem senjata (alutsista) menuntut kesiapan pembangunan kekuatan pertahanan sebagai 'Soko Guru Utama' aspek  ketahanan dan kedaulatan nasional. Kita bangsa Indonesia adalah bangsa yang  cinta damai, tapi kita lebih mencintai kepada kemerdekaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun