Bahkan, untuk negara Selandia Baru demi menjaga kesehatan warganya berani untuk mengambil langkah "Lock Down Total" dengan tidak menerima komoditi-komoditi perdagangan dari negara luar, memberhentikan penerimaan wisman serta menutup akses warga negara asing dan mengoptimalkan segala sumber daya dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan warga negaranya.
Tentu saja dalam Bidang Ekonomi akan memberikan dampak melambatnya indeks pertumbuhan serta tidak tercapainya target yang telah ditetapkan oleh setiap negara.Â
Bisa dipastikan dengan ketidak pastian tentang kapan pandemik ini berakhir serta banyaknya kebijakan yang berkaitan dengan pembatasan aktivitas -aktivitas terhadap aktivitas mayoritas masyarakat global telah membawa ke arah resesi ekonomi dunia dalam kurun waktu satu tahun ini. Dampak tersebut juga telah dirasakan dan berimbas secara signifikan terhadap kondisi ekonomi negara Indonesia.Â
1. Dampak Pandemi Covid-19 Bagi Ekonomi Masyarakat dan Pariwisata.Â
Berdasar laporan data statistik dan pernyataan langsung dari Menteri Perencanaan Pembangunan dan Kepala Bappenas Bapak Suharso Manoarfa mengatakan bahwa tingkat pengangguran terbuka antara 7,7 persen sampai 9,1 persen di 2021. Dipastikan angka tersebut meningkat 4 juta hingga 5,5 juta.
Dan apabila situasi ekonomi dalam negeri dan global tetap seperti ini, maka dikhawatirkan sampai dengan tahun 2021 pengangguran sampai 10,7 juta hingga 12,7 juta rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (22/6/2020).
Laporan tersebut dibuat berdasar data yang diperoleh di lapangan serta perhitungan logis sesuai dengan iklim perekonomian global serta masih berlangsungnya pandemik covid-19 ini. Melemahnya daya beli masyarakat selama pandemi juga memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Bahkan kecenderungan adanya penurunan indeks konsumtif masyarakat Indonesia yang tentunya akan membuat kurang sehatnya aktivitas ekonomi yang disebabkan oleh belum pastinya kapan pandemik akan berakhir.
Sehingga sebagian besar masyarakat lebih cenderung untuk menahan konsumsi barang atau jasa serta menabung sumber keuangan yang dimiliki di waktu yang hampir bersamaan. Seperti teori yang dinyatakan oleh Mantan Chief Ekonomi untuk ANZ Bank dan Bank of America, Mr Elsake:Â
"So if everyone cut their spending back to the basics, and did it immediately, the result would be an almighty recession — indeed, a depression" (Jika setiap masyarakat menghentikan kegiatan konsumsinya secara langsung dan bersifat masif, maka justru yang akhirnya terjadi adalah resesi ekonomi bahkan depresi ekonomi).Â
Situasi ekonomi yang tidak kondusif seperti di atas akan semakin memburuk jika kegiatan PPKM, PSBB, atau Pembatasan lainnya terus menerus berlangsung serta diperpanjang tanpa adanya suatu kepastian kapan selesianya karena jumlah penderita atau yang terjangkit covid-19 belum mengalami penurunan yang signifikan.