Mohon tunggu...
Sun-Shines
Sun-Shines Mohon Tunggu... -

You Can Not Manage What You Can Not Measure

Selanjutnya

Tutup

Money

Feng Shui Penerimaan Pajak di Tahun Monyet Api

9 Februari 2016   10:33 Diperbarui: 9 Februari 2016   11:02 3234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016

Dalam draf nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016, pemerintah mentargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8-6,2 persen. Sementara Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 sebesar  5,3 persen. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi kisaran angka 5,1 - 5,4 persen, Asian Development Bank (ADB) 5,4 persen. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi 5,0 persen. Sementara Bank Indonesia (BI) memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 mencapai 5,2 persen, lebih rendah dari target pemerintah, dan terakhir International Monetary Fund (IMF), lembaga ini ternyata hanya memperkirakan pertumbuhan sebesar 4,9 persen.

Beberapa ahli feng shui dalam negeri meramalkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia di tahun Monyet Api masih berat, malah lebih parah daripada tahun lalu, khususnya bagi rakyat kecil, dan negara akan mengalami kesulitan pada Maret 2016. ‎Saat itu banyak pengeluaran yang tidak terduga dan nilai tukar dollar AS semakin menguat terhadap rupiah. Puncaknya, nilai tukar rupiah mencapai Rp15.600 per dollar AS pada September 2016. Sementara seorang ahli Feng shui dari Hongkong meramalkan bahwa tahun Monyet Api akan membawa banyak optimisme dan kemakmuran, terutama untuk kelompok industri yang berelemen Api, Air dan Tanah.

Berbeda dengan tahun 2015, ternyata tahun 2016 ini prediksi para analis dan dari beberapa lembaga tidak semuanya bersesuaian dengan ramalan para ahli feng shui. Mana yang benar dan apa yang akan terjadi tidak ada yang mengetahuinya.  Namun bila menilik bahwa prediksi dan ramalan yang dirilis di tahun lalu ternyata tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi, maka sebenarnya memang tidak ada prediksi dan ramalan yang perlu dijadikan acuan. Kita hanya perlu melakukan apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan kemampuan dan harapan yang dimiliki. Menyambut tahun baru Imlek dengan optimisme dan prasangka yang baik adalah lebih utama, tanpa meninggalkan kewaspadaan dan prinsip kehati-hatian.

Feng Shui Penerimaan Pajak

Tahun 2015, dengan bekal berbagai ramalan dan proyeksi ekonomi yang bagus, Ditjen Pajak diberi target Rp. 1.294 triliun. Meski terasa berat, optimisme terlihat senantiasa memayungi korps institusi pajak itu. Namun dalam perjalanan waktu, ternyata ramalan dan proyeksi bagus tersebut meleset dan pada akhirnya Ditjen Pajak hanya berhasil membukukan pencapaian Rp. 1.055 triliun, atau 81,5 persen saja dari target. Terendah dalam sejarah, atau setidaknya dalam kurun waktu 25 tahun terakhir. Tahun 2016, barangkali karena masih ditopang dengan berbagai proyeksi ekonomi yang bagus, Ditjen Pajak kembali diberi target yang tinggi, yaitu sebesar Rp. 1.368 triliun. Ada kenaikan sekitar 29,5 persen dari realisasi penerimaan tahun lalu. Di tengah kondisi ekonomi yang tidak jauh berbeda dengan tahun lalu, bahkan mungkin lebih berat, apakah target yang setinggi itu mampu diamankan oleh Ditjen Pajak? Apakah harapan pemerintah telah sesuai dengan kemampuan Ditjen Pajak?

Awal tahun ini, pemerintah memang berencana segera menggulirkan Tax Amnesty Policy (TAP) untuk meningkatkan penerimaan negara dari pajak. Namun program yang digadang-gadang akan banyak membantu penerimaan itu diperkirakan hanya akan mengumpulkan 60 triliun saja. Jika penerimaan dari TAP ditambah dengan penerimaan rutin tahun ini (penerimaan tahun lalu ditambah dengan asumsi pertumbuhan 10 persen) , maka  artinya Ditjen Pajak masih harus mencari Rp. 150 triliun lagi agar realisasi penerimaan mencapai 100 persen. Sebuah tantangan yang sangat berat.

Sebagai catatan, penerimaan tahun lalu hingga mencapai 81,9 persen itu karena dibantu dengan beberapa program semisal re-inventing policy (penghapusan sanksi administrasi pajak) dan pemberian insentif pajak untuk revaluasi aset. Tahun ini insentif revaluasi aset masih terbuka, namun diperkirakan tidak sexy lagi seperti hal nya tahun kemarin. Melihat itu semua, muncul kekhawatiran bahwa target yang diberikan pemerintah tahun ini masih jauh melebihi kemampuan Ditjen Pajak. Lengan Ditjen Pajak masih belum kuat untuk merealisasikan harapan pemerintah. Bukan bermaksud menyederhanakan, tapi kondisi atau kemampuan Ditjen Pajak tahun ini memang tidak berbeda jauh dengan tahun lalu, ditengah situasi ekonomi yang juga belum banyak berubah, ceteris paribus. Dengan kata lain, realisasi penerimaan pajak di tahun Monyet Api ini sepertinya tidak akan berbeda dengan tahun lalu, di bawah 85 persen, atau malah lebih parah. Insanity is doing the same thing, over and over again, but expecting different results (Albert Einstein).

Mencermati itu semua maka feng shui penerimaan pajak tahun ini dapat dikatakan masih terlihat suram, belum beranjak banyak dari tahun lalu. Imbasnya tentu akan dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat. Untuk membalikkan hal itu, maka tiada lain kecuali bahwa pemerintah beserta Ditjen Pajak harus bekerja dengan ekstra cerdas dan gigih. Pemerintah (dan parlemen) memerlukan institusi pajak yang kuat untuk menyeimbangkan antara harapan pemerintah dengan kemampuan  institusi Pajak, demi kepentingan bangsa di masa sekarang maupun di masa mendatang. Sudah bukan saatnya lagi run the business as usual.

“Yesterday is not ours to recover, but tomorrow is ours to win or lose ”-- Lyndon B. Johnson

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun