Mohon tunggu...
Angelica Jayanti
Angelica Jayanti Mohon Tunggu... Administrasi - s'il vous plait

currently studying public administration

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menyudutkan Feminisme: Kekeliruan Persepsi atau Ketakutan pada Gender Equality

26 Januari 2021   09:24 Diperbarui: 26 Januari 2021   10:33 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hak perempuan seakan-akan dianggap sudah tercapai dengan diperbolehkannya perempuan menempuh pendidikan. Hal ini kerap dibandingkan dengan konsep sebelumnya yang dianggap lebih parah lagi,ketika urusan perempuan hanya sebatas dalam persoalan dapur,sumur,dan kasur. 

Sejatinya perjuangan feminisme berfokus pada permasalahan yang dihadapi perempuan saat ini. Semakin tidak nyamannya ruang publik bagi perempuan maka disitulah perjuangan kesetaraan gender digaungkan. Permasalahan paling nyata di berbagai negara seperti Indonesia, penegakan hukum acapkali tidak berpihak pada  perempuan.

Seperti yang saat ini kita hadapi dan menjadi polemik berkelanjutan yakni penundaan pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. Ini membuktikan bahwa permasalahan terkait perempuan masih belum menjadi perhatian khusus bahkan oleh pemerintah. Sedangkan yang terjadi di Indonesia,masih banyaknya kasus-kasus kekerasan seksual yang melibatkan perempuan sebagai korban.

Gerakan kesetaraan gender tidak hanya menghadapi permasalahan yang berasal dari orang-orang konservatis saja,melainkan juga dari pemikiran yang memang dasarnya represif akan ide kesetaraan bagi perempuan. Beberapa perempuan masih betah hidup dalam ketidaksetaraan dan tak jarang justru menyerang ide kesetaraan sebagai kekeliruan semata.

Persepsi bahwa kesetaraan memang menyalahi norma karena perempuan dan laki-laki dasarnya diciptakan memang berbeda. Padahal diskriminasi gender dapat menyerang siapa saja tanpa terkecuali. Kebebasan perempuan dari ketakutan,kekerasan,dan permasalahan lainnya yang berlandaskan persoalan gender akan sangat dibutuhkan oleh perempuan sampai kapanpun.

Maka dari itu, ide feminisme harus dimaknai sebagai upaya dalam menciptakan ruang aman bagi perempuan.Bukan dipandang sebagai bentuk menyerang maskulinitas,menghancurkan tatanan nilai,dan gerakan destruktif khususnya bagi keberadaan laki-laki. Inilah pentingnya pemahaman akan kesetaraan gender dan feminisme dipelajari secara menyeluruh bukan dilihat dari lapisan luar saja.

Pendidikan tentang kesetaraan gender, menghormati perempuan dalam perannya di berbagai aspek sudah saatnya menjadi topik yang sangat krusial agar tidak terjadi kesalahpahaman yang berkelanjutan. Siapapun kalian dan bagaimanapun mindset yang kalian miliki,cobalah untuk melihat ide feminisme dengan pemikiran dan perasaan yang lebih terbuka.

Mungkin kita beruntung karena tidak mengalami dampak dari ketidaksetaraan gender,namun amatilah sekitar untuk melihat beberapa cerita bahwa ketidaksetaraan  menimbulkan tak sedikit derita bagi segelintir yang menghadapinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun