Mohon tunggu...
sunaryo broto
sunaryo broto Mohon Tunggu... -

Ayah 3 anak dan karyawan perusahaan pupuk yang mendalami bidang SDM. Hobi menulis, membaca, traveling, fotografi, melukis dll. Ada beberapa bukunya yang sudah terbit, Catatan Haji Sebuah Hati, Demang Atmodikromo, Ronggo Karyosarono, Balada manusia Industri (Antologi Puisi), Tentang Waktu (Kumpulan Puisi), Pertemuan di Kebun Raya (Kumpulan Cerpen) dll

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merasakan Aroma Pupuk Kaltim di Melahing

12 Maret 2018   09:52 Diperbarui: 12 Maret 2018   10:17 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cuaca Bontang ramah siang itu. Tak panas karena mendung sedang menggayut di langit. Ada spanduk Selamat datang Dewan Proper Nasional dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dipasang di beberapa tempat. Di antaranya di dermaga speedboat Pupuk Kaltim dan di depan Kampung Malahing. Proper adalah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dari KLHK.

Ya hari itu, Jum'at 24 November 2017, waktu terakhir penilaian juri propernas untuk melengkapi sertifikasi proper emas yang dilakukan Pupuk Kaltim (PKT). Bersama manajemen PKT dan Juri propernas yang terdiri dari Suarhatini Hadad (Dewan Proper),  Djismun Kasrie (Dewan Proper), Sulistyowati (Direktur Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka KLHK), Ika Maya Adira (KLHK), Hanny Sukmawati (Wartawan Ekonomi Hijau), Hendrie Adji Kusworo MSc PhD (Dosen Sosiatri UGM).

Tini Hadad adalah mantan ketua Badan Pembina YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) dan Ketua YKP (Yayasan Kesehatan Perempuan). Djismun Kasri, SE adalah mantan Duta Besar Republik Indonesia di Republik Kenya merangkap Republik Seychelles. Hadir juga kadinas LH Bontang, Agus Amir dan Kadinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian Bontang, Aji Erlinawati.

Nampak para GM dan Manajer terkait dari PKT. Di antaranya GM Umum Nur Sahid, Sekper Budi Wahju Susilo, GM Teknologi Mukartiningsih, Ketua CSV Sri Djuwani Ekowati, Manajer LH Endang Murtiningsih, Manajer CSR Dwi Pudyasmoro Basuki

Kampung Malahing hanya sekitar 25 menit perjalanan laut dengan speedboat. Dari peta, hanya sepertiga jarak ke Beras Basah. Bahkan dari Kampung Malahing pemandangan pabrik PKT masih kelihatan jelas. Kedatangan tim disambut ramah. Ada suara gitar dimainkan oleh warga. Ada banyak penduduk berkumpul. Mereka tersenyum ramah. Ketua RT 30, Nasir Lakada dan staf CSR PKT yang menyambut. Mereka siap menjelaskan program yang telah dijalankan lengkap dengan alat peraga.

Ada proses penjernihan air. Bagaimana mereka memproses air hujan menjadi air yang dapat dikonsumsi penduduk. Rumah-rumah kayu berderet rapi lengkap dengan tanaman dalam pot. Ada terong, lombok, tomat, ceplukan, pisang bahkan ada pohon kelapa. Bahkan jalan Urea, jalan utama di depan dermaga dihiasi dengan tanaman merambat markisa. Nampak asri hijau di antara bangunan kayu

Tim lalu berjalan-jalan mengitari jalan kayu ulin di atas laut. Tim bertanya pada penduduk di situ dan mencatat apa yang ada. Memang teratur kampungnya. Ada beberapa tempat publik. Ada tempat penjemuran rumput laut kelompok nelayan  Sipatuo, bantuan PKT dan sehamparan rumput laut yang masih dalam proses pengeringan. Ada budidaya keramba tancap kelompok Sirannuang yang berisi beberapa ikan putih besar.

Di sudut lain, ada rumah listrik tenaga matahari berkekuatan 15 KW senilai Rp 3,2 Milyar dan sudah mencukupi kebutuhan listrik di kampung itu yang sudah ada siaran TV. Ada parabola. Seorang anak muda menjelaskan proses listrik dari tenaga matahari. Dia teknisi listriknya yang dididik khusus dari penduduk lokal. Ada banyak panel surya di belakang bangunan kayu.

Kami melihat Rumah Sampah terpadu dari bangunan semen. Sudah ada tiga drum penampung sampah. Bau sampah cukup semerbak di ruang sempit itu. Rencananya sampah di situ akan dikelola menjadi kompos.

Kami bertemu dengan anak muda yang menjadi petani rumput laut. Sekarang rumput laut menjadi andalan pendapatan warga di situ. Dulunya nelayan di sini menangkan ikan dan teripang. Rumput laut yang cocok dengan perairan Bontang adalah yang jenis toni. Bentuknya putih bening dan batangnya kenyal. Dia memeragakan cara rumput laut ditanam. Rumput dipetik satu tangkai lalu diikat dengan plastik es pada tali plastik dihamparkan berjejer pada jarak tertentu.

Diberi pelampung lalu dimasukkan ke laut di dekat perkampungan itu. Rangkaian tanaman rumput laut tadi dipelihara supaya tidak putus talinya dan masih melekat pada rangkaian tanaman. Setelah 3 bulan bibit tadi berkembang menjadi lebih dari satu kilo gram satu tanaman dan saatnya memanen hasil rumput laut sebagian dijual dan sebagian diolah. Rumput laut Malahing dapat diolah menjadi 7 jenis olahan rumput laut, yaitu stik rumput laut, amplang, kembang goyang, ceker, snack kertas, pilus keju, sirup. Semua dilakukan oleh mitra binaan PKT, Kelompok Usaha Bersama (Kube) Sukses Mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun