Di tengah hiruk pikuk kuliner Indonesia yang kaya akan ragam dan cita rasa tempat di kali Tirto, Karang Duren-Berbah-Sleman Yogyakarta, beberapa nama mencuat dengan keunikan dan kualitas rasa yang tak tertandingi. Salah satunya adalah Ibu Nur, seorang maestro kuliner yang telah memikat hati para pecinta makanan dengan aneka jajanan khas nusantara seperti batagor, somay, cuanki, dan pempek. Melalui usahanya yang diberi nama "Oish", Ibu Nur tidak hanya mempertahankan resep tradisional, tetapi juga menyuntikkan inovasi yang membuat setiap gigitannya penuh kenikmatan.
Cemilan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari budaya kuliner Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah memiliki ragam camilan khas yang tidak hanya lezat tetapi juga kaya akan sejarah dan budaya. Di antara sekian banyak pilihan, beberapa jenis camilan yang sangat populer dan menjadi favorit banyak orang adalah cuanki, pempek, somay, dan batagor. Masing-masing camilan ini memiliki keunikan tersendiri baik dari segi rasa, tekstur, maupun cara penyajiannya.
Dalam wawancara eksklusif ini, kami akan menggali lebih dalam tentang perjalanan kuliner Ibu Nur, rahasia di balik kelezatan produknya, serta tantangan dan inspirasi yang ia hadapi dalam mengembangkan bisnisnya. Dari pasar lokal hingga pemesanan daring, Ibu Nur telah berhasil membawa cita rasa tradisional ke panggung modern yang lebih luas. Mari kita simak kisah inspiratifnya yang penuh dedikasi dan cinta pada kuliner Indonesia.
Sejak kapan ibu nur memulai usaha oish ini?
Saya berjualan ini sudah hampir setahun lebih dari tahun 2023 dan sampai sekarang.Â
Apa yang memotivasikan ibu untuk berjualan?
Tentunya anak saya, karena suami sudah pensiun dan anak saya juga ke terima di univ jogja Universitas Gajah Mada, daripada diem di rumah mending cari uang sedikit-sedikit biar ada penghasilan tambahan.
Bagaimana ibu nur memastikan kualitas Oish ini agar selalu terjaga?
Saya memulai hari dengan pengecekan terlebih dahulu. Bahan-bahan segar seperti ikan untuk pempek, tahu untuk batagor, dan sayuran untuk somay harus melalui proses seleksi yang ketat.Â
Dan saya selalu memasukkan pempek ke kulkas agar tidak menguning dan selalu terjaga.
Apakah ada tantangan khusus yang dihadapi dalam menjaga kualitas camilan ini?