Mohon tunggu...
Sunarno Mantingan
Sunarno Mantingan Mohon Tunggu... -

Magister Sains Psikologi Sosial, Pemerhati dan Penggiat Nilai-nilai Kearifan Lokal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mulih Mula Mulanira

27 Agustus 2011   22:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:25 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

kita sebagai manusia harus berusaha sampai kepadaraos samining ngagesang.Kita harus sampai di wilayahraos sami; rasa padaterhadap sesama. Kita terkadang dalam hidup ini selalu melihat di luar diri kita,nyawang wong liya lan nyawang kahanan njabadalam Jawa. Suatu saat kita punya anggapan bahwa ”wah,…ketok’e dadi wong Islam kok penak yo. Khusyuk ning masjid. Cedhak karo Gustialah. Sajak’e kok wong Islam sing kaya mangkana mau, ora nduwe rasa susah. Uripe ayem. Rasane tentrem”.

Atau juga misalnya kita menganggap, “dadi umat Budha ki sajak’e kok pinuk yo. Urip enek’e mung meditasi, semedhi. Sajak’e kok wong Budha sing kaya mangkana mau, ora nduwe rasa susah. Uripe ayem. Rasane tentrem”. Bisa juga contoh lain, “wah,…penak yo dadi wong sing sugih duit. Iso nduwe mobil. Samubarang kebutuhan urip iso kecukupan. Hmmm…Sajak’e kok dadi wong sugih duit sing kaya mangkana mau, kok ora nduwe rasa susah. Uripe ayem. Rasane tentrem”. Dan lain sebagainya anggapan-anggapan kita,sawangankita terhadapwong liyadankahanan njaba.

Raos Samimenika raos ingkang sami ingkang manggen wonten ing saben tiyang. “Rasa sama” itu adalah “rasa sama” yang ada pada setiap orang. Apa “rasa sama” itu? Menapa ta raos sami menika? Inggih menika raos bungah lan raos susah. Raos samining ngagesang menika inggih namung raos bungah lan raos susah. Menika raos samining ngagesang. Mila urip menika gih namung  gek bungah gek susah. Pramila urip menika Langgeng Bungah-Susah. “rasa sama” dalam hidup ini sama setiap orang, ya cuma rasa senang dan susah. Karena itu hidup ini sebenarnya abadi dalam rasa senang dan susah.

Ketika kita sudah sampai kepada “rasa sama” ini, maka kita akan keluar dari nerakanyawang wong kiya lan nyawang kahanan njabaini tadi. Sehingga kita akan keluar dari anggapan-anggapan seperti contoh-contoh di atas. Seorang Presiden pun, tetap ia hanya punya “rasa sama” senang dan susah. Seorang yang miskin(sekeng; mlarat)pun juga punya “rasa sama” senang dan susah. Siapapun dan apapun diri kita, tetap memiliki “rasa sama” senang dan susah. Jangan dianggap orang yang miskin(sekeng; mlarat)hidup mereka nistha; cilaka; dan tidak pernah bungah. Mereka juga punya rasa bungah-susah. Begitu juga jangan punya anggapan bahwa orang yang kaya, banyak uang, nduwe panguasa itu tidak pernah susah seolah hidupnya cuma punya rasa senang. Mereka juga punya rasa susah. Hanya saja, ukuran yang membuat rasa senang-susah inilah yang berbeda pada setiap orang.

Raos samiinilah yang kemudian akan membuahkan penghormatan dan penghargaan kepada siapapun dan apapun. Dariraos samiinilah, akan muncul rasa cinta kepada sesama. Siapapun kau,…apapun kau,…kau adalah manusia. Dan aku cinta kau.

3.kembali kepada asal mula penciptaan manusia, dapat kita maknai kita terlahir sebagai manusia—orang lainpun juga terlahir sebagai manusia.dalam konteks hati nurani, tidak ada yang lebih mengenakkan hidup kita selain kita berperilaku memanusiakan manusia.ada satu senthilan dalam bahasa jawa,"sing sopo nglarani tanggane dewe, podo karo njiret gulune dewe".

Bala man aslama wajhahu lillahi wa huwa muhsinun, falahu ajruhu ‘inda robbihi wala khoufun ‘alihim wala hum yahzanuun“ (2:112).

Selamat 'Iedul Fitri 1432 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun