Mohon tunggu...
Sunardi
Sunardi Mohon Tunggu... Guru - Saya suka menulis dan fotografi

Asal Bondowoso, Kota Tape. Sedang belajar hidup. Blog pribadi www.ladangcerita.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Jika Orang Bodoh Jadi Bos

18 April 2015   18:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:56 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada orang yang tidak sengaja punya bisnis, misalkan, diminta melanjutkan usaha saudara atau usaha teman. Ia mendadak jadi bos. Dia tidak punya pengalaman samasekali bagaimana menjalankan usaha. Lalu dia mendengar pidato, "Orang pintar banyak yang menjadi pekerja / karyawannya orang bodoh." Lalu dengan penuh percaya diri ia menjalankan usahanya tanpa mau belajar dan tak mau sharing dengan orang lain.

Ia tidak paham manajemen, tak paham etika, tak paham cara melihat peluang dan ancaman. Yang penting, "Bertindak; Keep doing...!!" Karyawannya pun bingung. Setiap kesalahan yang ia buat, tak boleh dikritik, "Tidak usah terlalu dipikir begitu, gerak saja...!!" katanya. "Ingin sukses, harus berani ambil risiko." Tetapi, ketika ia alami beneran sebuah risiko, misalnya kerugian. Ia mengemis pada karyawan, mengurangi gaji, menunda gaji, bahkan pinjam uang. Ia juga sering menyuruh karyawan di luar jam kerja tanpa gaji. Katanya, dari pada jadi penganguran, tidak apa-apa sedikit mengabdi. Ah, ini sih hanya OMDO (Omong Doang), bukan berani ambil risiko beneran.

Adakah yang punya bos seperti di atas?

Jika banyak orang bodoh seperti itu memimpin perusahaan dengan cara demikian, berapa banyak karyawan yang harus menjadi korban perbudakan ini. Cerita teman, bahkan ada bos perusahaan yang melarang karyawan beribadah. Ada yang menjanjikan hadiah pelacur. Ada yang menyuruh melakukan penipuan.

Bos tersebut hanya mempunyai keinginan untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Ia kurang bisa memahami dan kurang mampu membedakan yang baik dengan yang buruk. Mungkin saja ia membuat program kemanusiaan, seperti, mengajak makan anak yatim, tetapi hanya sebagai alat promosi. Ia melakukannya untuk mendapatkan yang lebih.

Ada teman yang nekad dulu, bosnya kejam, sering sekali menyebut karyawan dengan semua nama hewan di kebun binatang. Suatu ketika, teman tesebut nekad mendorong bosnya ketika melihat udang di kolam tambak. Bosnya pun tersungkur ke dalam kolam. Lalu ia kabur dan tak kembali.

Untung hanya didorong. Bukankah mungkin saja melakukan hal yang lebih kejam, misalnya, membunuh, atau mengancam keluarga bos dan anak-anaknya. Ada juga yang datang ke dukun, dan anak perempuan si bos yang jadi sasaran. Pelaku kriminal memang tidak 100% salah. Orang baik-baik pun jika dalam kondisi tertekan dan teraniaya, niat jahat pun datang dan menguasai jiwanya.

Buat para bos, jika anda mampu berbuat baik sama orang-orang di luar sana, jangan lupa karyawan anda. Jangan selalu beranggapan bahwa mereka adalah orang yang selalu oke-oke saja anda perlakukan semaunya. Tuhan selalu mengawasi.

Bos memang harus mempekerjakan orang pintar dan punya skill, tetapi bukan berarti si bos bodoh tulen, atau bodoh permanen. Bos adalah kepala perusahaan. Ibarat kapal, ia adalah nahkoda. Ia terus mengontrol jalannya perusahaan, terus mengamati jalan di depan, terus siaga terhadap ancaman dan selalu mencari cara baru dalam mengembangkan usaha. Ia paham bagaimana agar tak ada bahaya yang mengancam usahanya, termasuk dirinya.

Baca juga : Bolehkah Orang Bodoh Jadi Boss?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun