"Masih nganggur."
"Kok bisa?"
"Ya, begitulah. Hidup tak selalu sesuai teori."
Aldo yang sangat mengagumi Dicky pura-pura tidak melihatnya dan pergi menjauh. Baru tadi malam ia dengar kabar, Fina, Ella, Eko, Hadi, yang merupakan mahasiswa-mahasiswa paling rajin dan pintar dulu, sekrang masih belum sukses, masih menjadi pengangguran. Aldo mulai bingung, khawatir, dan ragu.
Ia mulai melirik bisnis. Harapannya, jika nanti ijazahnya tidak terpakai, ia masih bisa hidup dari bisnisnya. Temannya yang dulu tidak ia sukai karena kurang peduli terhadap kuliahnya dan hanya ngomongin soal bisnis saja, sekarang ia banggakan. Bahkan ia belajar bisnis.
"Wah, jago nyontek, minat bisnis, Bos?"
"Bisnisi apaan? Kalau sama uangnya aku mau."
"kerja dulu, baru uang. Dasar, malas berusaha."
"Cita-citaku kan mau jadi politikus, cari uang tidak perlu kerja."
"Yakin sekali kamu ya."
"Nikmati hidup, tak perlu mengkhawatirkan masa depan."