Mohon tunggu...
Sunardi
Sunardi Mohon Tunggu... Guru - Saya suka menulis dan fotografi

Asal Bondowoso, Kota Tape. Sedang belajar hidup. Blog pribadi www.ladangcerita.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lebih Baik Jadi Sarjana Kertas

28 Februari 2015   02:17 Diperbarui: 9 November 2016   14:51 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1425039755931341806

"Rajin amat, Bro!"

Aldo tak terlalu menghiraukan. Biarlah. Ia sedang sibuk dengan tugas kuliahnya. Ia sudah mahasiswa, sudah saatnya menjadi orang yang bertanggung jawab, jalani hidup denan serius. "Rul, tugasmu sudah selesaih?" ia telpon Irul, teman sekelasnya yang juga rajin mengerjakan tugas. Ternyata Irul juga lagi mengerjakan. "Kerja bareng yuk di kontrakannyayy Ima." Tidak tanggung-tanggung, iai membawa enam buku.

Impian Aldo adalah menjadi mahasiswa nomor satu. Ia rajin sekali belajar dan mengerjakan tugas agar menjadi mahasiswa terbaik dengan nilai terbaik. Ia dan beberapa temannya bangga sekali menjadi mahasiswa. Tidak akan ia sia-siakan kesempatan belajar di perguruan tinggi.

"Kamu kok nyontek melulu sih, Run?!"

"Biar dapat nilai A."

"Dasar! Makanya belajar."

"Husss... Jangan kayak anak kecil. Jangan egois."

"Yang pinter, banyak yang nganggur juga, Bro."

***

Semester 3

"Eh, Mas Dicky. Kerja dimana, Mas?"

"Masih nganggur."

"Kok bisa?"

"Ya, begitulah. Hidup tak selalu sesuai teori."

Aldo yang sangat mengagumi Dicky pura-pura tidak melihatnya dan pergi menjauh. Baru tadi malam ia dengar kabar, Fina, Ella, Eko, Hadi, yang merupakan mahasiswa-mahasiswa paling rajin dan pintar dulu, sekrang masih belum sukses, masih menjadi pengangguran. Aldo mulai bingung, khawatir, dan ragu.

Ia mulai melirik bisnis. Harapannya, jika nanti ijazahnya tidak terpakai, ia masih bisa hidup dari bisnisnya. Temannya yang dulu tidak ia sukai karena kurang peduli terhadap kuliahnya dan hanya ngomongin soal bisnis saja, sekarang ia banggakan. Bahkan ia belajar bisnis.

"Wah, jago nyontek, minat bisnis, Bos?"

"Bisnisi apaan? Kalau sama uangnya aku mau."

"kerja dulu, baru uang. Dasar, malas berusaha."

"Cita-citaku kan mau jadi politikus, cari uang tidak perlu kerja."

"Yakin sekali kamu ya."

"Nikmati hidup, tak perlu mengkhawatirkan masa depan."

"Wah, mantap. Bay the way, buat apa kamu ngumpulin nilai A? Aku aja dah bosan belajar."

"Biasa, biar keren. Ntar orang jadi bangga. Kalau mau jadi politikus, biar ditakuti, biar dikira orang pintar."

"Hahahahaha... Lucu lho, Run."

"Strategi, Mas Bro. Kalau udah sukses, baru melawan."

"Maksudnya?"

Baca juga:Jangan Jadi Sarjana Kertas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun