Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Benarkah Metode Menghafal Paling Tidak Penting dalam Dunia Pendidikan?

7 Januari 2025   13:50 Diperbarui: 7 Januari 2025   13:50 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Belum ada tokoh agama dalam konteks ini ulama, ustadz, kyai, da'i, ahli tafsir,  penghafal Al-Qur'an lain yang secara langsung dapat membantah atau mengulik letak penistaan agamanya di mana, atas semua argumentasi Kumaila.

3. Sebagian besar masyarakat yang bereaksi atas konten-konten Kumaila tidak berbekal pengetahuan atau kemampuan memadai untuk bisa menyanggah atau membantah kecuali dengan cara emosional. 

4. Cara berpikir rasional yang kini didukung oleh kaum rasional yang mulai bermunculan di era digital membuat masyarakat lebih memilih pemikiran rasional dibanding para tokoh agama, yang banyak bicara tentang Tuhan, ibadah dan kebaikan tetapi faktanya justru mereka yang melakukan pelanggaran-pelanggaran moral, etika, norma dan dogma.     

Oleh karena itu Kumaila justru dipandang cerdas, selaras dengan logika dan cenderung didukung oleh pola pikir modern, yang tidak lagi ingin dipengaruhi oleh cara berpikir mistis atau oleh para tokoh agama yang sebagian besarnya telah terbukti cacat moral, etika, norma dan dogmanya. 

Sehingga belum ada satu pun orang yang bisa membawanya ke ranah hukum meskipun setiap bahasan kontennya mampu membuat banyak orang yang masih memegang teguh iman, percaya Tuhan, surga dan neraka, kisah nabi-nabi dan lainnya, bagai tersulut api. Tapi benarkan metode menghafal paling tidak penting dalam dunia pendidikan? 

Sebelum masuk pada babak tentang menghafal yang disebut sebagai komponen paling tidak penting dalam dunia pendidikan atau skill kognitif terendah dan dinilai sama saja dengan membeo, sesungguhnya ada hal paradoks yang justru dipertontonkan oleh uraian Kumaila sendiri. 

Yakni bahwa faktanya, ia kini menjadi pembeo yang paling dikagumi oleh banyak orang terutama generasi muda dan kaum rasional. Lantas kenapa pembeo justru mengatakan metode hafalan sama saja dengan membeo, paling rendah dalam skill kognitif dan paling tidak penting dalam dunia pendidikan?

Prinsip yang digunakan dalam hal itu cenderung identik dengan materi-materi stand up comedy, berupaya membuka diri dengan yang dianggapnya sebagai kekurangan, kelemahan atau keburukan diri, baik dari segi fisik, mental dan kecerdasan untuk meraih atensi publik dengan mengolahnya lewat sisi humor.

Bedanya, Kumaila mengolahnya di ranah agama dengan cara cerdas melalui logika-logika yang mudah dimengerti dan diiyakan oleh sebagian besar publik, yang sedang dahaga akan jawaban-jawaban rasional yang seringkali dijawab oleh tokoh agama secara dogmatis atas pertanyaan-pertanyaan yang bersifat religi. 

Sampai pada akhirnya dalam salah satu konten yang berkolaborasi bersama seorang tokoh yang juga pernah dinilai kontroversi oleh publik ketika mengisi tausyiah di program Cahaya Hati di ANTV tempo dulu waktu menggantikan Ustadz Yusuf Mansyur dengan acara Ceramah Pagi Wisata Hati-nya di stasiun televisi yang sama, keduanya membuat heboh jagat maya. 

Sebuah konten, yang kemudian direaksi publik terkait pernyataan Kumaila tentang metode menghafal paling tidak penting dalam dunia pendidikan atau skill paling rendah, Kumaila dan Abu Marlo yang sepakat dengan argumentasi itu dinilai telah menghina para penghafal Al-Qur'an oleh orang-orang yang bereaksi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun