3. Mengubah FOMO (Fear of Missing Out) menjadi JOMO (Joy Of Missing Out), literasi tentang tren pemenuhan gaya hidup karena ketakutan tertinggal akan tren tersebut, perlahan-lahan akan diubah dan membuat seseorang merasa senang saat tak perlu harus mengikuti segala hal yang sedang tren.
4. Literasi tentang prestasi, akan memberikan pemahaman bahwa cara untuk dipandang orang atau menjadi populer adalah dengan meraih berbagai prestasi dalam bidang apa pun yang positif, bukan diraih dengan cara pamer atau mempertontonkan kekayaan atau kemewahan yang ujungnya berutang atau menjadi pembohong. Â
5. Literasi tentang dampak buruk yang dapat diterima akibat gaya hidup "biar tekor asal kesohor" atau flexing, yang hanya mengedepankan budaya konsumtif, hedonisme dan kemewahan tanpa melihat kenyataan tentang kesanggupan atau kemampuan diri. Memberikan pemahaman bahwa budaya konsumtif, hedonisme dan kemewahan yang tidak dibarengi dengan kemampuan finansial dan pengendalian diri hanya akan menciptakan berbagai masalah seperti boros, utang, tidak punya tabungan, tidak punya aset, pendidikan terlantar, keluarga terlantar, stres, depresi hingga bisa berujung bunuh diri dan dampak buruk lainnya.Â
Meliterasi gaya hidup "biar tekor asal kesohor" atau flexing sang biang kerok penyebab utang dan kebohongan, berarti berupaya keras dari dalam diri untuk menghentikan budaya konsumtif, berperilaku hedonis, hidup mewah, ingin dipandang orang, berusaha menghindari utang, mulai menabung, berinvestasi, mengejar prestasi, hidup dalam kejujuran, menerima kondisi dan mulai menata serta membangun diri semaksimal mungkin sesuai kapasitas. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H