Ujian Nasional dengan segala istilahnya, yang telah dilaksanakan sejak tahun 1950 sampai tahun 2020 meski tampak menakutkan bagi para pelajar tetapi faktanya memiliki banyak manfaat positif untuk jalannya roda ekonomi.
Kita seringkali berpendapat tentang disparitas terkait hasil atau ketercapaian tujuan pendidikan berdasarkan ada atau tidaknya Ujian Nasional. Tetapi yang hampir tidak dibicarakan orang adalah bahwa setiap aktivitas yang dapat menimbulkan transaksi ekonomi lalu dihentikan berarti pula mematikan sejumlah roda perekonomian yang sudah berjalan.Â
Dahulu dengan adanya Ujian Nasional, putaran roda perekonomian masyarakat terutama di bidang pendidikan ikut terbantu dan turut memberikan konstribusi nyata dari banyak sisi.
Maka dengan wacana Ujian Nasional (UN) yang akan kembali diterapkan ke dalam sistem pendidikan usai Kemendikbudristek dipecah tiga oleh pemerintahan baru , gegap gempita UN bagi hidupnya roda perekonomian akan kembali tumbuh. Dampak baik ini jualah yang seharusnya menjadi perhatian masyarakat yang kontra dengan adanya UN.
Pasalnya, kembalinya UN berarti akan menghidupkan lagi beberapa aktivitas ekonomi yang erat kaitannya dengan UN, beberapa di antaranya adalah aktivitas berikut ini:
1. Ujian Nasional akan menghidupkan kembali bimbingan-bimbingan belajar yang sempat mengalami penurunan aktivitas bahkan tutup karena peserta bimbingan belajar yang berkurang atau tak mendapatkan murid bimbingan sama sekali. Terutama sejak UN dihapuskan.
2. Dengan semaraknya ruang-ruang bimbingan belajar seperti Primagama, Nurul Fikri, Ganesha Opreation, Zenius, Ruang Guru dan lainnya, akan menciptakan interaksi ekonomi dalam berbagai hal antara lain menciptakan transaksi jual-beli alat atau media belajar, transaksi jasa transportasi, transaksi kebutuhan makan dan minum, dan transaksi lainnya.
3. Poin kedua di atas tentunya berpotensi membuka peluang hidupnya produk-produk literasi seperti buku-buku soal latihan UN baik buku fisik maupun e-book, alat tulis dan lainnya. Menghidupkan penghasilan para driver online, penjual makanan dan minuman, serta aktivitas transaksi terkait lainnya.  Â
4. Ujian Nasional akan mengembalikan ruang-ruang bagi guru-guru atau pengajar dari berbagai kalangan pendidik lainnya untuk membuka kelas-kelas les privat, yang berarti juga menumbuhkan pendapatan tambahan bagi mereka. Â
5. Ujian Nasional berpotensi mendayagunakan ruang-ruang kosong atau memaksimalkan ruang dengan cara disewa untuk kegiatan UN, tentunya hal ini membuat transaksi ekonomi terjadi.
Selain itu, dengan kembalinya UN di tengah kecenderungan narsisisme pelajar akibat teknologi dalam genggaman tangan, kerja sama kelompok dalam konteks positif akan kembali terbangun. Kerja kelompok, belajar kelompok, diskusi kelompok atau hal lain untuk menghadapi UN akan terbangun lagi secara terpaksa, memaksa atau dengan sendirinya.
Aktivitas kelompok dikalangan pelajar berbasis belajar terlebih ketika kelompok-kelompok ini memiliki pembimbing yang mengarahkan kebersamaan mereka untuk tujuan-tujuan positif seperti mencapai target kelulusan, menumbuhkan minat dan kebiasaan berliterasi, mengembangkan arah minat dan bakat, dan menjalin ikatan emosional di antara kelompok hingga mampu melahirkan keeratan, pertemanan, solidatritas dan mematikan narsisisme.
Narsisisme di tingkat pelajar akhir-akhir ini sudah menunjukkan tingkat kecemasan, sebab dampak dari narsisisme yang berpusat pada aktivitas mereka di internet melalui smartphone, justru melahirkan pelaku dan korban judol, pinjol, kekerasan seksual, tawuran yang berawal dari saling ejek dan tantang di media sosial dan banyak perilaku negatif lain di kalangan usia pelajar.
Maka dengan terbangunnya komunitas-komunitas belajar di ruang-ruang belajar, baik online mapupun offline, komunitas-komunitas ini diarahkan untuk membangun kebersamaan mereka untuk tujuan-tujuan positif ketercapaian target kelulusan, menumbuhkan minat dan kebiasaan berliterasi, mengembangkan arah minat dan bakat pelajar, dan menjalin ikatan emosional di antara kelompok hingga mampu melahirkan keeratan, pertemanan, solidatritas dan mematikan narsisisme, yang tumbuh akibat dampak negatif dunia digital.Â
Setidaknya, dengan kembalinya UN ke tengah-tengah dunia pendidikan dengan segala pro kontranya, ada manfaat lain yang bisa ditunjukkan kepada sebagian besar mereka yang sudah kehilangan kepercayaan dan motivasi atas hasil yang telah atau bisa yang akan ditunjukkan oleh UN. Harapan lain pada orang-orang yang bersikap pesimis terhadap keberadaan UN.Â
Tetapi tentu hasilnya tetap mengacu pada proses dan sistem pelaksanaan UN yang dijalankan dengan baik, terintegrasi, berintegritas dan sesuai dengan visi dan misi. Serta keterlibatan dan peran dari berbagai pihak pemangku pendidikan, termasuk di dalamnya ruang-ruang bimbingan belajar dan para pembimbingnya. Â Â Â Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H