Namun selama fenomena cuhlep dan lepcuh dibatalkan dengan alasan menyadari kekeliruan atau kesalahan dalam upaya untuk memperbaiki diri, tentu saja perbuatan itu menjadi baik atau terpuji, setidaknya bagi diri sendiri. Problemnya, bila fenomena cuhlep dan lepcuh dibatalkan karena ego, harta, tahta atau berbagai macam keuntungan, apakah pembatalannya akan bernilai positif ke depannya?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!