Namun selama fenomena cuhlep dan lepcuh dibatalkan dengan alasan menyadari kekeliruan atau kesalahan dalam upaya untuk memperbaiki diri, tentu saja perbuatan itu menjadi baik atau terpuji, setidaknya bagi diri sendiri. Problemnya, bila fenomena cuhlep dan lepcuh dibatalkan karena ego, harta, tahta atau berbagai macam keuntungan, apakah pembatalannya akan bernilai positif ke depannya?Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!