Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perjalanan dari Masa ke Masa Bersama Kemajuan Kereta Api

23 Oktober 2024   18:53 Diperbarui: 23 Oktober 2024   18:58 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tipe jembatan maut dengan perilaku penumpang di atap gerbong tempo dulu. Tembok pembatas anti serangan. Dok.Pri dan Wisnu Widiantoro/kompas/kompas.id 

 Apalagi di tahun berikutnya pada 12 Januari tahun 2000 beredar informasi tentang terjadinya tragedi terowongan Paledang Bogor yang menewaskan 20 orang pelajar. 

Jalur lintas terowongan yang sama yang pernah kami lewati dan alami. Betapa di terowongan itu jantung kami dibuat serasa hilang sesaat. Ketika nyawa kami percayakan pada seluruh penumpang yang berada di atas atap. 

Seorang saja punya niat bunuh diri atau lalai karena merebahkan tubuh dengan posisi yang tidak tepat, terutama penumpang di atap gerbong posisi paling depan, maka semua tubuh di atap gerbong di belakangnya akan terseret, terserap ke pusara putaran roda baja di bawahnya dan tercabik-cabik lumat jadi potongan daging.  

Sampai di sana, saya dan banyak orang bertanya pada masa itu, kapan fasilitas dan layanan moda transportasi kereta api akan membaik dan mengalami kemajuan? Kapan ada larangan tegas bagi para penumpang yang naik ke atap gerbong?               

  

Tipe jembatan maut dengan perilaku penumpang di atap gerbong tempo dulu. Tembok pembatas anti serangan. Dok.Pri dan Wisnu Widiantoro/kompas/kompas.id 
Tipe jembatan maut dengan perilaku penumpang di atap gerbong tempo dulu. Tembok pembatas anti serangan. Dok.Pri dan Wisnu Widiantoro/kompas/kompas.id 

Masa Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia (PT. KAI), Pencarian yang Terlambat pada Gerbong Masa Depan   

Setelah sekian lama tidak bepergian dengan moda transportasi kereta api, tahun 2017 hingga tahun 2018 menjadi tahun yang penuh dengan jadwal perjalanan pulang pergi Jakarta-Malang dan Malang-Jakarta. 

Media sosial jadi biang kerok aktivitas saya kali ini. Apa lagi kalau bukan karena urusan perempuan, cinta dan jodoh. Masalahnya, usia saya sudah termasuk telat menikah. Maka tak peduli jarak asal jodoh segera mendekat, saya sikat. 

Di bawah manajemen PT. KAI, moda transportasi kereta api yang saya tumpangi di awal perjalanan menuju Kota Malang tampak jauh lebih baik. Meskipun menggunakan jenis kereta api kelas ekonomi, saya tak lagi merasakan apa yang pernah saya alami sebelumnya. 

Tak ada lagi penumpang berdiri, tak ada lagi pedagang asongan yang hilir mudik di lorong gerbong, tak ada lagi pengap udara dan hawa panas karena tiap gerbong sudah berpendingin, tak ada lagi sampah berserakan, tak ada lagi toilet yang jorok, kotor dan bau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun