Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Jaket Kompasiana Begitu Menggoda?

15 Oktober 2024   20:11 Diperbarui: 15 Oktober 2024   22:00 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Jaket Kompasiana/Dok.kompasiana

Entah ini lapar mata atau memang suka. Masih berdebat dalam imajinasi. Tetapi serius, jaket Kompasiana edisi terbatas ini begitu amat menggoda. 

Bukan dari warnanya yang tampak biru cerah di gambar tunggal bagian belakang, dengan bahan yang sepertinya terbuat dari jenis parasut. 

Bukan pula karena tampak terlihat agak gelap warna biru dongker jika dilihat dari gambar dua sisi depan dan belakang, yang sepertinya terbuat dari bahan katun, dan lebih jelas penampakkannya ketika masuk ke ruang pre order. Ups! Pre order. Mau ikutan pesan tah! Eits Tunggu dulu!

Jaket biru Kompasiana, 1 (satu) dari 3 (tiga) merchandise exclusive; jaket, kaos (t-shirt) dan tote bag, yang ditawarkan oleh Kompasiana dalam rangka menyambut Kompasianival 2024 memang menggoda. 

Tampilan jaketnya jauh lebih keren dan sederhana dalam pemilihan warna, dibanding kaos dan tote bag-nya. 

Jaket biru keren Kompasiana ini lebih dari sekadar menawarkan desain, fungsi dan kandungan makna yang tersirat seluas samudera setinggi gunung dari tulisan #Every Story Matters, yang tertera di bagian belakangnya. 

Jaket biru keren ini saat digunakan nantinya, terutama oleh Kompasianer akan memberi kebanggaan tersendiri. Lantaran jaket yang kelak menyelimuti tubuh Kompasianer bukan sekadar melindungi tubuh dari panas dan angin, melainkan menujukkan identitas yang setidaknya memberikan rasa untuk berkata "Wahai dunia! Karya tulisanku ada di sana, di dalamnya, bacalah agar jendela-jendelamu terbuka, dan tidak lagi sebatas buku"

Setiap cerita itu penting! Bacalah! Seperti Ayat pertama dalam Surah pertama yang diwahyukan Allah Subhahanu Wa Taala, yang bunyi terjemahannya, "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan". 

Jadi, setiap cerita itu penting. Penting untuk dibaca awalnya, lalu diambil manfaatnya, dijadikan inspirasi dan motivasi. Bukankah sedemikian luas dan tingginya pesan yang hendak disampaikan oleh "Every Story Matters"?

Namun kalau boleh sedikit kritisi, tampilan depan jaket keren ini menjadi semi kemeja karena menggunakan kancing terbuka tanpa penutup, bukan resleting. Di luar itu, jaket biru keren ini memang sangat menggoda. Mengapa jaket Kompasiana begitu menggoda?

Kini imajinasi tak lagi mendebat; suka. Bukan lapar mata. Hanya saja, rasa suka tidak terjadi begitu saja. Bukan karena tiba-tiba melihat jaket biru keren Kompasiana. 

Jejaknya dimulai sejak tubuh seringkali tak mampu menahan dingin jika cuma memakai baju, tubuh ringkih harus dibalut jaket. Apalagi saat berkendara motor. Maka mulai saat itulah koleksi jaket memenuhi lemari pakaian.

Terdapat dua merek yang sudah dikenal, yang tak lepas dari incaran. Eiger dan Respiro (barangkali dapat endorse ...haha). Tapi itu dulu. 

Saat mengkoleksi jaket dengan harga di atas pasaran masih terbilang mampu karena hidup sendiri. 

Lebih dari itu, kebiasaan suka berbelanja membuat diri masuk ke dalam perangkap dan terpapar fenomena doom spending. 

Sebab faktanya, tak bisa menabung dan alasan utama berbelanja jaket, yang sebenarnya juga dibarengi produk lainnya adalah bagian dari ketakutan akan masa depan. 

Sekali lagi itu dulu. Ketika konsep pernikahan, yang merupakan bagian dari masa depan tidak menampakkan sedikitpun kejelasan kecuali kegagalan. 

Sekarang tidak lagi. Reedoom Spending Therapy, yang tanpa sengaja ditemukan dan diterapkan terbukti mampu memperbaiki kondisi itu. 

Meskipun tak berhasil menjadi pebisnis atau penjual, setidaknya saat doom spending dapat diatasi, uang bisa terkumpul (bisa mulai menabung) dan dengan uang tabungan itu ketakutan satu-satunya bisa terwujud. Yaitu menikah. 

Hidup lalu bergulir, kehadiran dua anak yang Tuhan titipkan otomatis mengalihkan segala pengeluaran kebutuhan atau keinginan pribadi berpindah untuk kebutuhan keluarga.  

Itulah kenapa untuk jaket biru keren yang satu ini, berkali-kali hanya tiba di ruang pre order tanpa melakukan order. Sepertinya, jaket biru keren Kompasiana tidak akan pernah singgah membalut tubuh ini, mengingat batas pre order-nya, yang tidak sampai ke akhir bulan.

Pembaca pastinya paham dong! ...Hahaha. Impian sebuah jaket yang akan terhempas. Tapi tidak dengan "Every Story Matters"-nya.

Selamat 16 tahun Kompasiana. Semoga tahun depan jaketnya lebih keren. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun