Sementara sebagai media ruang tulis, Kompasiana menyediakan wadah untuk melepaskan keresahan-keresahan melalui pelepasan ekspresi yang sejauh ini belum terlampiaskan dengan cara yang tepat di tempat yang tepat. Setelah mengenal dan bergabung dengan Kompasiana, ruang tulis adalah terapi berikutnya yang menjadi alat bantu untuk mengurangi stres dan kecemasan juga membantu memberikan cerita dan rasa, pengembangan diri, motivasi dan terkadang solusi. Â Â
Terapi tersebut dikenal sebagai writing expressive therapy. Suatu metode menulis ekspresif untuk kesehatan fisik dan emosional, yang pertama kali dikenalkan oleh seorang Profesor dibidang Psikolog sosial asal Amerika yaitu James W.Pennebaker ditahun 1989. Dampak positif dalam menerapkan terapi menulis ekspresif terbukti mampu menekan tingkat stres dan kecemasan yang penulis alami.Â
Secara perlahan kemudian menumbuhkan semangat atau motivasi untuk bisa berbagi manfaat dan dapat menghasilkan sesuatu atas tulisan-tulisan yang telah diselesaikan walaupun pencapaian ditahap ini masih sebatas harapan.Â
Tetapi faktanya, di usia 16 tahun Kompasiana yang identik dengan usia ABG (abege), media Kompasiana telah memberi dan menjadi ruang kesadaran dan penyadaran bagi penulis bahwa beban atau tekanan psikologis yang berpengaruh pada fisik dan mental dapat dibantu oleh terapi biblioterapi dan writing expressive therapy.  Ya! Media terapi dan peredam stres berusia ABG (abege) itu bernama Kompasiana.  Â
Terima kasih atas ruang baca dan ruang tulisnya. Selamat ulang 16 tahun Kompasiana. Semoga semakin memberikan banyak manfaat dan dampak positif bagi banyak orang dan dunia literasi Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H