Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Media Terapi dan Peredam Stres Berusia ABG Itu Bernama Kompasiana

8 Oktober 2024   14:17 Diperbarui: 8 Oktober 2024   14:18 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu bulan lebih waktu ke depan, akan tepat  2 (dua) tahun usia penulis bergabung di Kompasiana. Resolusi yang dibangun terkait maksud dan tujuan penulisan masih jauh dari kata tercapai. Tapi setidaknya, ada kemanfaatan yang bisa diraih dari aktivitas membaca dan menulis di Kompasiana.

Di antara kemanfaatan yang bisa diberikan oleh Kompasiana sebagai media terbesar bagi para blogger adalah menjadi media biblioterapi dan writing expressive therapy dalam mengurangi gangguan stres dan kecemasan yang dialami. 

Jauh sebelum mengenal Kompasiana, kegemaran membaca penulis memang sudah dimulai sejak dulu meskipun masih terbatas pada tema-tema tertentu. Faktanya kebiasaan melampiaskan stres dan kecemasan di masa lalu dialihkan dengan perilaku 'peripatetic'atau berjalan mondar-mandir (bolak-balik) tanpa arah, tujuan dan pikiran yang jelas. Dari dalam rumah ke halaman lalu dari halaman ke dalam rumah. Lain waktu berjalan dari rumah ke pasar, dari pasar ke rumah. 

Kegemaran membaca penulis pada tema-tema tertentu tidak dibarengi dengan aktivitas kepenulisan, sehingga ternyata tidak secara signifikan mampu meredam stres dan kecemasan. Fakta lainnya, pada beberapa momentum, aktivitas membaca memang sangat membantu dalam mengurangi atau setidaknya mengalihkan tingkat stres dan kecemasan yang sedang penulis rasakan.

Kompasiana lalu hadir menjadi media, yang dapat memberikan ruang baca sekaligus ruang tulis bagi para Kompasianer. Termasuk penulis yang baru dua tahun terakhir bergabung dan ngeh ada media blog semudah Kompasiana dalam menyediakan ruang tulis, yang bahkan juga menawarkan reward.

Setiap penulis pasti memiliki idealisme meskipun hanya sebesar biji zarah yang tertanam dan tersembunyi di lubuk hatinya. Di antara idealisme yang tersimpan pada umumnya adalah keinginan hasil tulisannya terbit menjadi sebuah buku tanpa melalui proses editing yang bisa mengubah maksud dan tujuan karya buku yang ditulisnya. Sisi idealisme lainnya, tentu saja penghasilan yang bisa diraih atas apa yang ditulisnya.

Bagi penulis, yang telah mengalami berbagai kegagalan dan kekeliruan dalam membentuk konsep diri dan masa depan, media baca dan tulis Kompasiana menjadi media terapi dan peredam akan stres dan kecemasan yang penulis alami. Lewat biblioterapi dan writing expressive therapy, penulis dapat secara perlahan melepas dan mengalihkan beban psikologis yang selama ini mengendap di dalam batin dan menggerogoti fisik.      

Biblioterapi adalah terapi psikologi menggunakan bahan bacaan, seperti buku dan cerita, sebagai alat bantu untuk mengurangi stres dan kecemasan. Istilah ini pertama kali digagas oleh seorang penulis dari Amerika Serikat bernama Samuel Crothers antara tahun 1916-1917. 

Meski demikian, penggunaan buku sebagai media untuk mengubah perilaku serta mengurangi rasa tidak nyaman sudah digunakan sejak abad pertengahan. Metode biblioterapi juga sering digunakan untuk pengembangan diri dan melatih kemampuan memecahkan masalah. Kompasiana dengan beragam tema yang tersaji di dalamnya, membantu memberikan cerita dan rasa, pengembangan diri, motivasi dan terkadang solusi. 

Sebab lewat membaca di Kompasiana, seringkali penulis merasa merasa terhubung dengan tokoh di dalam cerita yang sebenarnya punya kesamaan, merasakan perjuangan dan emosi sang tokoh, memahami bahwa apa yang dialami sang tokoh juga dialami oleh penulis, menyadari bahwa penulis tidak sendiri, dan sesekali menemukan jalan keluar terhadap masalah yang sedang dihadapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun