Sumber godaan awal yang tak mampu dibendung oleh pelaku doom spending tentunya berbatas oleh dana atau anggaran belanja. Ketika dana atau anggaran belanja yang dimilikinya habis, dunia digital dengan segala kemudahannya akan menggoda pelaku doom spending dengan berbagai sajian konten iklan untuk mendapatkan atau menerima sumber dana yang mudah, cepat, minim syarat dan bunga rendah. Â
Waspada 3 Godaan Sumber Dana bagi Doom Spending
Dari sekian banyak godaan sumber dana yang tersaji dan ditawarkan oleh dunia digital, ada 3 (tiga) godaan sumber dana yang harus diwaspadai saat dana atau anggaran belanja yang dimiliki oleh pelaku doom spending tidak lagi mampu memenuhi kecemasan hasrat belanjanya.Â
Sebab 3 (tiga) godaan sumber dana ini bukan hanya memberi daya tarik secara audio-visual atau menawarkan kemudahan yang paripurna untuk mendapatkannya, juga janji bunga rendah yang nyatanya tidak demikian, dan faktanya tiga godaan sumber dana ini terbukti telah memiskinkan banyak orang. Lantas apa saja 3 (tiga) godaan sumber dana yang harus diwaspadai?
Berikut adalah 3 (tiga) godaan sumber dana bagi pelaku doom spending yang harus diwaspadai karena dapat membuatnya terjerembab ke jurang kemiskinan dengan jeratan hutang tanpa kemampuan membayar:Â
 1. Judol (Judi Online)
Judol atau judi online memang tidak secara langsung bisa memberikan dana tunai atau dana digital bagi pelaku doom spending. Tetapi iklan-iklan yang disajikan dengan janji-janji manis akan kemenangan berkali-kali lipat yang segera dapat dicairkan dalam hitungan detik mampu membuat pelaku doom spending terpedaya dan membelanjakan uang miliknya untuk produk-produk judol.Â
2. Pinjol (Pinjaman Online)
Pinjol atau pinjaman online dengan segenap tawaran kemudahannya, cukup dengan mengajukan nomor identitas atau KTP dan melakukan swafoto. Tanpa verifikasi dan validasi berapa gaji atau penghasilan peminjam per bulan, juga kemampuan berapa besar dapat membayar cicilian per bulan, sumber dana dapat segera diterima dalam hitungan hari, jam bahkan menit.Â
3. Bayar Nanti (Paylater)
Tidak jauh berbeda dengan pinjol, paylater mempunyai mekanisme yang sama. Bedanya, pengguna paylater pada satu atau lebih aplikasi umumnya harus melalui registrasi pendaftaran dari jauh-jauh hari untuk bisa mendapatkan nominal paylater yang dapat digunakan olehnya berdasarkan rekam jejak di aplikasi tersebut. Semakin sering rekam jejaknya dalam melakukan transaksi, maka semakin besar nominal paylater yang akan diterima dan bisa digunakan.