Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengurai 8 Alasan YouTuber Asing Senang Ngonten di Indonesia

26 September 2024   14:51 Diperbarui: 26 September 2024   15:03 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Overproud atau rasa bangga berlebihan bagi orang asing bisa menjadi potensi atau keuntungan. Jadi, kalau ada sesuatu yang membuat netizen Indonesia merasa di Indonesia-kan oleh orang asing biasanya akan merasa bangga luar biasa.

Youtuber asing sepertinya tahu betul jika orang Indonesia cenderung haus pujian terutama ketika segala sesuatu yang dipuji berbau produk atau berasal dari Indonesia asli. Bahkan bila ada YouTuber hanya berkata, "Aku cinta Indonesia," atau "Saya menyukai indomie" netizen Indonesia akan mudah terpukau, konten semacam ini yang bisa dibilang konten magis kemudian mudah viral.  

4. Netizen Indonesia mempunyai perangai highly sensitive person (HSP) atau overly sensitive di dunia digital. 

Highly sensitive person (HSP) atau secara negatif disebut overly sensitive. Yaitu istilah yang digunakan untuk menggambarkan seorang individu yang sensitif atau sangat peka terhadap sistem saraf pusat terhadap rangsangan fisik, emosional, atau sosial. HSP menunjukan seseorang yang memiliki tingkat kepekaan yang tinggi atau bisa dikatakan terlalu peka. 

Dalam konteks interaksi sosial digital, HSP atau overly sensitive ini tentu sangat peka terhadap rangsangan emosional atau sosial yang tersaji di ruang-ruang digital. Kepekaannya terhadap pendapat, kondisi, peristiwa, perasaan atau preferensi publik, tren yang terkemas dalam konten-konten di berbagai platform digital dan platform media sosial membuatnya mudah dan cepat bereaksi. Sehingga tidak butuh waktu lama bagi YouTuber ternama untuk bisa merasakan atensi secara serentak dari publik digital Indonesia.  

5. Netizen Indonesia super kepo dan FOMO

Kepo merupakan rasa ingin tahu yang berlebihan terhadap urusan orang lain. Dalam dunia nyata, kepo ini identik digunakan untuk mengorek informasi segenap aktivitas dan kehidupan pribadi seorang teman, tetangga, kerabat atau kolega. Di dunia digital lebih jauh menyasar para tokoh seperti pejabat, birokrat, artis, influencer, kreator konten dan lainnya hingga presiden. 

Selain kepo netizen Indonesia cukup dikenal gampang FOMO (Fear of Missing Out) terhadap tren atau tokoh-tokoh populer. Hal inilah yang menjadi potensi dan keuntungan serta condong dimanfaatkan oleh Youtuber asing untuk ngonten di Indonesia. 

6. Sebagian besar kesadaran netizen Indonesia umumnya berada pada tingkat kesadaran magis sehingga related pada konten-konten magis. 

Netizen Indonesia pada umumnya masih berada pada tingkat kesadaran magis. Sebab seringkali konten-konten yang mengalami fase viral berasal dari konten yang mengandung dan mengundang reaksi kesadaran magis. 

Kesadaran magis dalam konteks Paulo Freire yaitu ketidakmampuan warganet melihat kaitan antara satu faktor dengan faktor lainnya, maupun kesadaran magis dalam konteks cara berpikir magis. Yakni konsep pemikiran atau pola pikir yang menghasilkan perilaku tidak relevan, juga condong tidak mampu membedakan mana ilusi dan mana kenyataan. Sehingga mereka terbelenggu oleh permasalahan antara logis atau tidak logis, rasional atau irasonal, fakta atau fiktif, mimpi atau kenyataan, alami atau reyakasa dan dualisme lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun