Lalu Abu Bakar berkata, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW."
Setelah mendengar penjelasan dari Abu Bakar, pengemis buta itu terkejut. Ia ikut menangis dan berkata, "Benarkah demikian?, Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, dan ia tidak pernah marah sedikit pun, ia datang kepadaku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia."
Usai kejadian tersebut, si pengemis buta yang menghina Nabi Muhammad itu langsung mengucapkan syahadat di hadapan Abu Bakar
Kisah ketiga, ada seorang Arab Badui yang ingin mengetahui seperti apa akhlak Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Seperti dikutip dari akun @PenaTarimStore yang bersumber dari 'Buku-Buku Islam' menceritakan, beberapa waktu setelah wafatnya Nabi Muhammad, para sahabat masih dalam keadaan sangat berduka.
Seorang Arab badui datang menemui Sayyidina Umar bin Khattab RA dan berkata, “Ceritakan padaku tentang akhlak Muhammad!” Sayyidina Umar menangis mendengar permintaan itu. Ia tak sanggup berkata apa-apa. Ia menyuruh Arab badui ini menemui Bilal RA. Setelah ditemui dan diajukan permintaan yang sama, Bilal pun menangis dan tak sanggup menceritakan apa pun. Bilal hanya dapat menyuruh orang tadi menjumpai Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA.
Si Badui ini merasa heran. Bukankah Sayyidina Umar dan Bilal sahabat-sahabat senior dan setia Nabi? Mengapa mereka tak sanggup menceritakan akhlak Muhammad? Dengan berharap-harap cemas, Badui ini kemudian menemui Sayyidina Ali. Dengan linangan air mata Sayyidina Ali berkata, “Ceritakan padaku keindahan dunia ini! Badui ini menjawab, “Bagaimana mungkin aku dapat menceritakan segala keindahan dunia ini….”
Ali kemudian berkata, “Engkau tak sanggup menceritakan keindahan dunia padahal Allah telah berfirman bahwa sungguh dunia ini kecil dan hanyalah senda gurau belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, sedangkan Allah telah berfirman bahwa sungguh 'Muhammad Memiliki Budi Pekerti Yang Agung.”.
Demikian kisah Badui, yang memberi pelajaran bahwa keindahan akhlak Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam tak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
Tiga kisah dari ribuan kisah kemuliaan ahlak Nabi Muhmmad, selain mempertegas alasan mengapa Nabi Muhammad diutus ke muka bumi, juga menggambarkan betapa kemuliaan ahlak dapat menjadi acuan untuk pemecahan atau solusi (problem solving) atas seluruh masalah sosial, budaya dan agama, serta mampu menghadirkan kedamaian, kenyamanan dan keamanan.
Bukan Karamah dan Nasab
Kerinduan umat Islam akan sosok Baginda Nabi Besar Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang dideskripsikan pada peringatan-peringatan Maulid Nabi Muhammad sesungguhnya merujuk pada kerinduan akhlakul karimah dan adab Rasulullah, yang terang benderang bagaikan cahaya dan menerangi kegelapan hati manusia.