Di era generasi topping, ketika tangan di atas tetap lebih baik dari tangan di bawah, tapi saat tangan kanan memberi tangan kiri ternyata harus tahu, menjadi pertanyaan banyak orang, apakah derma atau sedekah yang dilakukan termasuk kategori riya?Â
Sebelum masuk pada jawaban atas pertanyaan itu, ada sebuah pertanyaan lain yang seringkali dipertanyakan juga oleh banyak orang, apakah berderma atau bersedekah harus dengan niat atau hati ikhlas?Â
Alasan mengapa bersedekah harus dengan niat atau hati ikhlas adalah kekhawatiran tersakitinya penerima sedekah ketika kelak kebaikan sedekah diungkit oleh penderma, rasa kecewa saat penerima sedekah ternyata orang mampu dan berkecukupan, sedekah jadi ajang sosialaba, sedekah diminta kembali karena tujuan penderma dalam bersedekah tidak tercapai atau sedekah jadi ajang pamer.Â
Jika seorang dermawan ikhlas melakukannya maka alasan-alasan tadi tidak akan menjadi sesalan saat sedekah diketahui disalahgunakan sebab sedekah dilakukan semata-mata berharap rido Allah Subhanahu Wa Ta'ala.Â
Tetapi penyalahgunaan maksud dan tujuan sedekah juga menunjukkan bahwa seorang dermawan semestinya memiliki bekal pengetahuan tentang hukum-hukum sedekah, tentang kapan dan dalam kondisi bagaimana sedekah dianjurkan atau disunahkan, kapan menjadi haram atau menjadi wajib.Â
Sehingga konsep sedekah dan tata kelola dalam perspektif global, khususnya bagi orang-orang muslim tidak keluar dari koridor hukum yang telah ditetapkan. Kemudian tujuan sedekah selain untuk mendapatkan pahala dan berkah bagi pelakunya, juga tepat sasaran dan memberikan berkah serta manfaat bagi penerimanya. Â
Oleh sebab itu, seseorang yang hendak berderma perlu mengetahui dan memetakannya ke dalam cara berpikir dermawan. Agar tak ada lagi orang-orang yang menggunakan nilai kebaikan konsep sedekah sebagai konten yang tidak memenuhi kaidah-kaidah keilmuwan dalam bersedekah.
Yaitu konten-konten sedekah dengan kecenderungan pamer (riya) kekayaan atau kedermawanan, ikoy-ikoyan atau mengondisikan diri sebagai sosialaba, yang melakukan sedekah untuk mencari keuntungan dengan harapan awal menarik sebanyak-banyaknya jumlah viewer, follower, subscriber, click, like, tap love, comment atau share yang akan meningkatkan akumulasi engagement rate, memosisikan akun di algoritma teratas, melambungkan angka monetitasi dan ujungnya meraih cuan. Sebuah proses pemanfaatan sarana ibadah sebagai industri pendulang laba.
Maka untuk menghindari pertumbuhan dan perkembangan industri pendulang laba digital lewat jalur ibadah dapat diminimalkan, orang perlu tahu dan memulai tentang niat dan konsep sedekah atau kedermawanan melalui cara berpikir dermawan, yang berarti berniat atau menempatkan keinginan berderma, memberi, berbagi, beramal atau bersedekah di akalbudi agar saat direalisasikan sesuai dengan koridor hukum dan ketentuan yang telah ditetapkan sehingga konsep bersedekah tepat sasaran baik peneriman dan kemanfataannya.
Â
Referensi
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-7125746/wajib-tahu-4-bentuk-sedekah-ini-haram-hukumnya
https://rumaysho.com/2557-cuma-bertekad-sudah-dicatat-satu-kebaikan.html