Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manusia-manusia Racikan

5 Agustus 2024   15:26 Diperbarui: 5 Agustus 2024   15:44 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selaras dengan cepatnya pertumbuhan dan perkembangan teknologi internet dan segenap teknologi penunjangnya, pola perilaku sosial digital manusia turut membentuk karakteristik manusia instan, manusia cepat saji, manusia sampah dan manusia racikan.

Pertama, manusia instan adalah manusia yang memanfaatkan platform digital dan flatform media sosial dengan mengeluarkan effort ala kadarnya tapi berharap bisa mencapai tujuan atau mewujudkan impiannya. Faktanya, cukup banyak di era generasi topping, manusia-manusia yang dapat meraih tujuan dan mewujudkan impian dengan bermodal fase viral melalui konten-konten sepele, kontroversi, provokasi atau sensasi.  

Kedua, manusia cepat saji yaitu manusia yang telah mempelajari atau memiliki sedikit bekal pengetahuan dan/atau teknologi lalu memanfaatkan platform digital atau media sosial dengan tampilan atau klaim bahwa dirinya profesional, pakar, ahli, kompeten atau populer disuatu bidang, yang tentu saja dilakukan agar dirinya bisa segera mendapatkan jalan pintas untuk meraih tujuan dan mewujudkan impiannya. 

Jenis manusia cepat saji merujuk pula untuk manusia-manusia ahli, pakar, kompeten, profesional atau populer disuatu bidang yang memanfaatkan platform digital atau platform media sosial untuk lebih meluaskan jangkauan dan popularitasnya supaya jauh lebih cepat meraih tujuan dan mewujudkan impian. 

Ketiga manusia sampah, ini merupakan jenis manusia yang berupaya mencapai tujuan atau mewujudkan impian dengan cara membuat konten-konten nirfaedah semacam konten hoaks, ujaran kebencian dan/atau SARA, konten provokasi, kontroversi dan sensasi. Selain tidak berfaedah, konten-konten yang dibuatnya hanya menimbulkan kegaduhan, polemik, dan dapat memberikan dampak buruk bagi orang lain. 

Keempat, manusia racikan merupakan jenis manusia yang diskenario atau manusia settingan. Manusia-manusia yang berupaya meraih tujuan dan mewujudkan impian dengan  memanfaatkan platform digital atau platform media sosial lewat konten-konten settingan, dan/atau meraih tujuan dan mewujudkan impian atas bantuan keluarga, teman, kerabat dan/atau orang lain.

Salah satu manusia racikan teridentifikasi pada akun-akun usia anak hingga bayi baru lahir yang dibuatkan oleh orang tuanya, lewat akun media sosial keluarga atau akun personal nama si anak atau bayi, yang tentu saja dikelola oleh orang tua atau orang dewasa yang dipercaya. 

Di jenis kelompok ini, siapa pun bisa melihat dengan jelas bagaimana anak-anak bahkan bayi baru lahir, terutama anak-anak atau bayi para pesohor diracik sedemikian rupa sampai mempunyai fandom dalam waktu singkat dan bahkan memiliki penghasilan digital. Namun seperti diketahui, pekerja anak di ruang digital cenderung tidak akan terbaca atau dibaca aspek eksploitasinya sehingga dalam konteks digital jangan harap Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyentuh ranah pekerja anak digital.    

Lain anak dan bayi racikan, lain pula kreator-kreator konten pamer kekayaan (flexing), yang ujungnya diketahui bahwa harta yang dipamerkan ternyata milik orang lain, pinjaman atau hutang.

 Lain pula konten sebaliknya, unjuk kemiskinan pada sejumlah orang (target) tapi ujungnya mempertontonkan kekayaan bahwa dirinya adalah orang kaya yang sedang menguji orang lain dengan tampilan kemiskinan. Manusia-manusia racikan juga menyetting kesusahan hidupnya agar dibantu orang lain melalui donasi, menyajikan settingan hubungan pernikahan padahal tidak, dan berbagai racikan digital lainnya untuk meraih tujuan dan mewujudkan impian.

Manusia-manusia racikan adalah mereka yang sengaja atas kesadaran dirinya atau atas bantuan orang lain, baik karena diberikan maupun meminta secara langsung supaya mampu dengan segera meraih tujuan atau mewujudkan impian. Hal-hal yang berupaya diracik oleh manusia-manusia racikan berkaitan dengan konten, status sosial, status ekonomi, elektabilitas tokoh,  prestasi, nilai, jabatan atau lainnya yang dapat menarik minat, empati, simpati atau atensi publik. Termasuk bisa mempercepat, mempermudah, memenuhi persyaratan dalam upaya memenuhi kriteria verifikasi atau validasi untuk aktualisasi diri atau meraih tujuan dan mewujudkan impian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun