Sementara diskusi yang dikemas dan terjadi dalam desak bahkan jauh lebih baik dari sajian debat capres atau cawapres.Â
Tanya jawab yang terjadi dalam desak biasanya berlangsung santai tapi serius, terbuka, terima masukan, bersahabat, bisa juga membantah atau mendebat. Tidak ketinggalan pemaparan terkait visi misi diperbincangkan.Â
Dua cara pendekatan yang nyaris sama dengan konsep yang berbeda antara blusukan dan desak dalam upaya menarik simpati rakyat.Â
Meskipun desak tidak menunjukkan bukti bahwa cara cerdasnya belum meraih hasil kemenangan di pemilu kali ini. tapi untuk demokrasi bersih cara kampanye desak seharusnya menjadi budaya pada pemilu-pemilu selanjutnya.Â
Hal lainnya yang patut dibudayakan untuk menuju demokrasi bersih adalah dengan menularkan cara-cara Komeng mencalonkan diri untuk menjadi anggota dewan.Â
Cara-cara yang Komeng lakukan yang bisa jadi pembelajaran atau dapat ditularkan kepada orang-orang yang hendak mencalonkan diri di pemilu, adalah berikut:
1. Bangun branding dan popularitas sejak dini (jauh-jauh hari). Sebab tidak bisa dipungkiri branding uhuy Komeng dan popularitasnya tidak didapat secara instan.Â
2. Setelah branding dan popularitas terbangun, yang perlu dilakukan adalah menciptakan perbedaan. Dua perbedaan sederhana yang diciptakan Komeng adalah mencalonkan diri dengan senyap dan pose foto nyeleneh untuk surat suara.Â
3. Punya visi misi yang jelas walaupun sederhana. Di poin ini Komeng punya visi misi sederhana, ingin ada penetapan hari komedi sebagai bentuk apresiasi terhadap seni peran terutama para komedian.Â
4. Menjauhkan money politics seperti upaya melakukan vote buying. Komeng maju tanpa keluar modal untuk kampanye bahkan minim APK sehingga jauh dari melakukan pelanggaran kampanye dengan cara vote buying atau lainnya.Â