Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pesan Bumi: Stop Membaca dan Menulis Buku!

27 Januari 2024   14:02 Diperbarui: 27 Januari 2024   14:04 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku fisik kini mulai bisa tergantikan oleh buku digital (e-book), yang dinilai sebagai produk literasi ramah lingkungan, tidak membutuhkan ruang dan rak-rak atau lemari-lemari penyimpanan (minimalis), dan tidak membutuhkan bahan baku fisik semacam kertas, yang menunjukkan bahwa buku digital adalah salah satu solusi terbaik dalam memberi kontribusi terhadap kepedulian lingkungan dan keberlanjutan bumi.

Selain mendukung lingkungan dan bumi karena menjadi solusi terbaik, hal mendasar dalam mendukung pelestarian lingkungan dan keberlanjutan bumi bagi dunia kepenulisan dan industri perbukuan fisik yang tergantikan oleh buku digital (e-book) adalah bagian dari pemanfaatan energi berkelanjutan atas masalah yang ditimbulkan dari bahan baku dan proses pengolahan buku fisik, yaitu terhitung mulai dari proses pembuatan kertas hingga buku terbit.

Sementara ketika beralih ke bahan baku kertas daur ulang menurut www.goinggreentoday.com, setidaknya berarti dapat menghemat 700 galon air, menyelamatkan 20 pohon, mencegah polusi udara, juga menghemat pemakaian listrik rumahan selama 6 bulan untuk pengolahan ulang 1 ton kertas.  

Maka dalam konteks tanggung jawab dan kebesaran jiwa itulah para pembaca dan para penulis buku diminta untuk berhenti berbelanja dan menulis buku fisik yang bukan berbahan baku kertas daur ulang. Lalu mulai mengalihkan kegemaran berbelanja dan memproduksi buku yang ditulis ke bentuk buku fisik berbahan kertas daur ulang yang kualitasnya tentu saja tidak lebih baik dari kertas yang berbahan virgin pulp (murni serat pohon) atau beralih sepenuhnya ke bentuk buku digital (e-book).

Sebuah tanggung jawab yang tidak mudah, dibutuhkan kearifan akal budi dan ketajaman pikiran yang dipenuhi sikap peduli lingkungan serta ikhlas atau rela mendahulukan kepentingan bersama dan masa depan (lingkungan) daripada mendahulukan kepentingan (keinginan) personal sebagai kencenderungan ambisi atau ego untuk mempunyai atau mengoleksi buku orisinal berkualitas baik bagi pembaca (penggemar) buku fisik, dan menulis buku yang harus dicetak dalam bentuk buku fisik dengan kualitas kertas terbaik bagi para penulis buku.

Referensi

Forest Digest. (2023, 15 Februari). Berapa Pohon Dibutuhkan untuk Bikin Satu Buku?. Diakses pada 26 Januari 2024, dari https://www.forestdigest.com/detail/2149/buku-pohon/common

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. (2013, 01 Maret). Dukung Go Green dengan Hemat Penggunaan Kertas. Diakses pada 22 Januari 2024, dari https://www.djkn.kemenkeu.go.id/berita/baca/54/Dukung-Go-Green-dengan-Hemat-Penggunaan-Kertas.html

Kumparan.com. (2022, 28 Mei). Alasan Mengapa Kita Harus Menghemat Penggunaan Kertas. Diakses pada 22 Januari 2024, dari https://kumparan.com/berita-terkini/alasan-mengapa-kita-harus-menghemat-penggunaan-kertas-1y9u4MK2cE4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun