Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pesan Bumi: Stop Membaca dan Menulis Buku!

27 Januari 2024   14:02 Diperbarui: 27 Januari 2024   14:04 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu saja tidak. Karena sejatinya, masalah besar perbukuan tidak ditimbulkan oleh tema-tema atau isi bukunya. Terlebih, masih sangat banyak buku-buku yang bisa memberikan manfaat untuk umat manusia.

Masalah perbukuan mulai timbul seiring dengan perkembangan teknologi informasi digital dengan segenap teknologi pendukungnya. Kehadiran teknologi informasi digital secara perlahan dan masif telah menumbangkan banyak usaha percetakan, penerbitan, toko buku atau usaha lainnya yang terhubung dengan dunia perbukuan. Eksistensi industri buku fisik dengan segala sejarah dan kenangan indahnya bagi banyak keluarga penggemar buku kian tergeser dan tergusur.

Terakhir, di penghujung tahun 2023 toko buku Gunung Agung tutup secara permanen di usianya yang ke 70 tahun setelah menutup sebagian tokonya secara bertahap sejak tahun 2020.

Toko buku Gunung Agung, yang dikenal sebagai salah satu penyedia buku fisik terbesar tentunya memiliki ikatan emosional tersendiri bagi para karyawan yang menggantungkan hidup darinya dan bagi orang-orang atau keluarga-keluarga pembaca (penggemar) buku, serta secara tidak langsung bagi para penulis yang karya bukunya seringkali bertengger di rak-rak jual toko buku Gunung Agung.

Sementara masalah khusus bagi penulis di dunia perbukuan fisik ibarat buah simalakama. Satu sisi, setiap profesi penulis terancam akan kehilangan kebanggaan paling prestise yang cenderung menjadi satu-satunya impian tertinggi, terakhir dan kllimaks dalam menekuni dunia kepenulisannya, yakni menghasilkan karya dalam bentuk buku, terutama buku fisik.  

Di sisi lain ada tuntutan tanggung jawab dan kepedulian penulis terhadap penurunan daya dukung lingkungan dan keberlanjutan bumi, yang berarti bahwa setiap penulis menghadapi ambiguitas yang sama. Antara keinginan yang bisa saja bukan sekadar keinginan murni melainkan keinginan di bawah pengaruh ambisi, ego maupun permintaan pasar untuk melahirkan karya masterpiece dalam bentuk buku fisik, atau merelakan karyanya dalam bentuk buku digital yang sedekat ini masih kurang diatensi publik. Tapi mengapa penulis harus ikut bertanggung jawab dan peduli pada penurunan daya dukung lingkungan dan keberlanjutan bumi?

Seorang aktivis lingkungan berusia muda, Greta Thunberg, yang menjadi salah satu sorotan utama dunia tentang perubahan iklim sejak ia melakukan mogok sekolah untuk menyuarakan kepedulian terhadap perubahan iklim di depan gedung parlemen Swedia, merilis buku kedua berjudul "The Climate Book" dan mempromosikannya di media sosial pada 15 Februari 2023.

Tetapi begitu mengumumkannya, para pengikutnya langsung menyerang. Salah satu pengikut bertanya, berapa banyak pohon yang dibutuhkan untuk membuat 464 halaman buku berbobot 0.68 kilogram?

Tidak gampang untuk menjawab pertanyaan itu. Hanya saja seperti telah diketahui, kertas dibuat dari serat pohon. Kertas merupakan bahan utama terbitnya sebuah buku. Kertas dapat dibuat dari bambu, kapas, rami, goni dan berbagai serat tanaman.

Tetapi di balik proses pengolahannya, produksi pembuatan kertas ternyata membutuhkan 250 ton air untuk 1 ton kertas, satu pohon berusia lima tahun untuk menghasilkan 1 rim kertas atau setara 500 lembar kertas ukuran A4, dan mesin pengolah dengan energi atau aliran listrik dan zat kimia dalam jumlah besar dengan potensi limbah yang menjadi polusi dan merusak lingkungan.

Oleh karenanya, sebagian besar tanggung jawab penggunaan kertas dalam dunia perbukuan ada di tangan para pembaca dan penulis buku fisik. Mereka dituntut bijaksana dan berjiwa besar ketika hendak berbelanja dan menulis buku fisik sebab berdasar proses pengolahan bahan bakunya, pesan bumi meminta untuk tidak berlebihan mengonsumsi air, mengurangi penebangan pohon, berhemat dalam penggunaan energi termasuk energi listrik, ikut menjaga lingkungan dari keberlimpahan limbah domestik, dan beralih ke bahan baku kertas daur ulang yang bersifat sustainable atau bertransformasi ke bentuk buku digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun