Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Citratisasi dalam Dramaturgi Politik, Membongkar Aksi Blusukan, Kampanye dan Debat Para Kandidat Demokrasi

22 Januari 2024   19:12 Diperbarui: 23 Januari 2024   08:52 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk itu, dalam konteks dramaturgi politik di era digitalisasi, saat apa yang ditunjukkan oleh para kandidat demokrasi di panggung-panggung politik, baik panggung media massa dan media sosial, panggung kampanye, panggung debat maupun bermacam panggung aktivitas rakyat, tidak sesuai dengan realitas aslinya alias sesuai dengan dugaaan pencitraan, kelak fakta atau bukti yang membungkus atau menutupinya akan terkuak dengan sendirinya. Seperti demikianlah proses terbentuknya indikasi-indikasi yang akan menunjukkan bahwa citratisasi dalam dramaturgi politik nyata adanya.

Maka lewat rujukan pada akar katanya, yakni drama, dramatis dan dramatisasi yang darinya membentuk pola yang sama untuk citra, citratis dan citratisisasi, adalah pembentukan kata yang bisa membedakan antara dugaan membentuk citra (pencitraan) atau kesengajaan membentuk citra untuk maksud dan tujuan tertentu dengan menunjukkan indikasi-indikasinya (citratisasi).

Selanjutnya, apa yang bisa dibaca dari aksi blusukan para kandidat demokrasi 2024? Apa yang terkandung dalam setiap kampanye mereka baik di dunia nyata yang terekspos di media massa maupun siaran langsung di media sosial? Apa yang ada di balik tiga kali debat capres (debat capres kesatu sampai debat capres ketiga nanti) dan dua kali debat cawapres (debat cawapres kesatu dan debat cawapres kedua)?

Secara keseluruhan, apakah semua aktivitas yang telah dilakukan para kandidat adalah realitas yang orisinal, sekadar dugaan pencitraan atau justru ada indikasi-indikasi yang mengarah pada proses perbuatan yang sengaja membentuk citra diri untuk menarik atensi konstituen atau disebut citratisasi?   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun