Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

'Brumator', Sosok yang Dinanti-nanti Ketika Dunia Dipenuhi Poser

17 November 2023   09:05 Diperbarui: 17 November 2023   09:13 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Brumator. Sumber Gambar : Deror Avi/Kompas.com

Aksi mereka ternyata tak sebatas itu. Mereka semakin tak terkendali ketika satu dua orang dari kelompoknya mulai menyasar penumpang lain yang bukan pelajar. Melihat keberanian satu dua orang temannya, yang lain ikut menyisir penumpang lain.

Di kursi barisan belakang dekat pintu bus, seorang pelajar dari kelompok itu menodongkan sebuah senjata celurit berukuran kecil kepada seorang penumpang laki-laki berwajah klimis, berambut panjang terikat, berperawakan kurus, tinggi berkisar 165 senti meter, berusia 25 tahunan dengan penampilan bergaya seorang seniman musik. Tapi laki-laki muda bergaya seniman itu tampak tenang menghadapi ancaman tersebut.

"Mas dompetnya serahin ke gue! Cepat!"

Laki-laki muda itu diam. Dia hanya menatap tajam dan berusaha menembus ke padangan mata pelajar yang menodongkan celuritnya.

"Elu nantang mas? Cepat keluarin dompet! Kalau nggak gue bantai lu!"

Masih sama. Laki-laki muda itu tak menjawab. Pandangannya semakin tajam, ekpresinya jadi benar-benar menunjukkan bahwa dirinya sedang menantang. Sementara tangan kirinya bergerak ke dalam jaket terbuka di sisi kanannya.  

Merasa mendapat tantangan, sekejap darah muda sang pelajar mendesir kuat. Ia tampak hendak mengayunkan celurit di tangannya ke tubuh laki-laki muda yang diam sedari tadi. Tetapi gerakan pelajar itu bukan saja kalah cepat, melainkan sama sekali tidak beranjak dari posisinya.

Tatapan tajam laki-laki muda itu sepertinya telah membuat keberanian pelajar membeku. Posisinya bahkan tiba-tiba berbalik. Tubuh pelajar itu gemetaran. Tangan kanan yang sedari tadi menodongkan celurit sekarang terlihat digenggam erat dan agak dipelintir oleh tangan kanan laki-laki muda itu. Sedang tangan kiri si laki-laki muda menggenggam sebuah pistol yang moncongnya mengarah tepat ke jidat pelajar yang wajahnya kini tampak pucat.

Seiring dengan posisi tersebut, teriakan kesakitan membahana di dalam bus. Teriakan kesakitan itu mengundang teman-teman kelompoknya yang sedang sibuk mengancam dan membidik harta para penumpang. Di saat pandangan mereka semua teralihkan, laki-laki muda itu membentak keras, tegas dan penuh wibawa.

"Kembalikan semua barang yang kalian rampas! Buang senjata ke bawah! Lalu turun dari bus! Kalau tidak, teman kalian saya tembak! Dan berikutnya kalian semua. Lekas!"

Mereka kena batunya. Masing-masing tercekat diam beberapa saat ketika melihat sebuah benda yang menempel di jidat temannya. Dengan segera uang dan barang rampasan dikembalikan ke para penumpang. Senjata-senjata di tangan mereka lepas begitu saja dilantai bus. Bersamaan dengan bus yang berhenti dekat terminal, mereka berhamburan turun, dan sepertinya berlari menjauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun