Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengenal "Pink Campaign", Kampanye Merah Jambu di Area Abu-abu

3 November 2023   17:02 Diperbarui: 13 November 2023   19:01 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi panggung kampanye. Sumber: KOMPAS/SUPRIYANTO

Bukan kebetulan pelaksanaan Pemilu 2024 dijatuhkan pada tanggal 14 Februari 2024 bertepatan dengan Hari Valentine. Hari yang disebut-sebut sebagai hari kasih sayang dan dirayakan oleh banyak orang di dunia.

Walaupun kabarnya penetapan hari pelaksanaan Pemilu bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak ada sangkut pautnya dengan Hari Valentine, tetapi seorang tokoh menyebut bahwa pelaksanaan Pemilu di Hari Valentine bertujuan agar Pemilu berjalan damai.

Harapan tokoh tersebut selaras dengan ajakan Presiden Joko Widodo yang mengungkapkan agar Pemilu berjalan damai dalam sebuah kunjungan esok harinya, usai mengadakan perjamuan Makan Siang Istana bersama Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Apa hubungan makan siang istana dengan "pink campaign"?

Ajakan Presiden agar Pemilu berjalan damai ternyata diikuti ajakan kampanye positif. Sementara sejauh diketahui, narasi kampanye politik selama ini seringkali merujuk dan hanya mengarah pada black campaign atau smear campaign. 

Sebuah model kampanye dengan cara menyerang lawan dengan isu, gosip, tuduhan buruk atau fitnah tanpa didukung fakta atau bukti jelas.

Beranjak dari ajakan Presiden Joko Widodo untuk melakukan kampanye positif, kini saatnya membangun kampanye positif dengan menarasikan istilah kampanye bernilai positif seperti green campaign atau kampanye hijau.

Tapi sebelum mengenalkan kampanye hijau atau green campaign, dalam kesempatan ini terlebih dahulu akan diperkenalkan pink campaign atau kampanye merah jambu. Apa itu pink campaign atau kampanye merah jambu?

Pada tulisan saya sebelumnya, "Membidik Generasi Z di hari Valentine, Hati-hati Pink Campaign!", disebutkan bahwa secara sederhana pink campaign atau kampanye merah jambu adalah kampanye dengan mengumbar janji-janji surga.

Janji-janji surga yang dimaksud di sini tentu saja bukan janji-janji surga seperti yang dikumandangkan dalam ceramah-ceramah para pemuka atau tokoh agama terkait ibadah atau perbuatan baik manusia yang akan diganjar surga. 

Juga bukan konsep para pelaku bom bunuh diri atau teroris yang mengatasnamakan mati syahid dengan kepastian balasan surga.

Ilustrasi Pink Campaign: diolah dari gambar SPY/SUPRIYANTO/KOMPAS.ID
Ilustrasi Pink Campaign: diolah dari gambar SPY/SUPRIYANTO/KOMPAS.ID

Berbagai janji surga yang dimaksud di sini selaras dengan janji-janji manis politik yang identik dengan janji-janji omong kosong yang cenderung diingkari atau tidak ditepati. 

Semacam janji yang diumbar oleh pasangan kekasih ketika sedang dimabuk cinta, semua terasa indah, terdengar tulus tanpa tercium aroma kebohongan. 

Faktanya, janji-janji adalah ucapan yang mudah diungkapkan tetapi seringkali tidak mudah direalisasikan bila tak elok disebut diingkari.   

Gambaran tentang manisnya janji semakin menguat saat diumbar oleh seorang dari pasangan kekasih pada Hari Valentine. 

Hari yang lebih banyak disalah arti sebagai pembuktian atas nama cinta dengan mempersembahkan harga diri (virginitas/keperjakaan) yang dengan romantisme serta romansanya mampu memperdaya yang dibujuk rayu hingga manut bak kerbau dicocok hidung.

Seperti itu pula gambaran pink campaign yang dikhawatirkan atau mungkin akan dilakukan oleh partai, koalisi partai, tim sukses, tim pemenangan, para caleg dan/atau capres cawapres pada masa kampanye nanti. 

Tetapi bagaimana bila gambaran tersebut ternyata pernah terbukti ditepati? Bukankah tidak sedikit pula pasangan kekasih yang pada akhirnya menepati janji atau saling menepati janji?

"Pink campaign" adalah gerakan atau aksi yang dilakukan oleh organisasi partai, koalisi partai tim sukses atau tim pemenangan.

Para caleg dan/atau capres cawapres dengan menebarkan pesona, memberikan bingkisan atau hadiah, dan mengemukakan janji-janji politik atas visi misi, gagasan dan program yang diusungnya untuk mendapatkan dukungan massa pemilih dalam suatu pemungutan suara guna meraih kemenangan.

Namun serupa dengan janji-janji asmara sepasang kekasih yang sedang terinfeksi virus merah jambu, janji-janji politik yang dikemukakan partai, koalisi partai, tim sukses atau pemenangan, para cales dan/atau capres cawapres dalam setiap kampanye, tentu saja tidak sepenuhnya akan atau bisa direalisasikan atau ditepati, dan tidak pula semua janji akan diingkari. 

Pada titik inilah "pink campaign" atau kampanye merah jambu sebenarnya masih merupakan kampanye di area abu-abu.

Karena itu berhati-hatilah dengan pink campaign! Diperlukan nalar logis bagi pemilih untuk mampu mengolah dan memprediksi mana janji politik logis mana yang tak logis.

Belum lagi, mana janji politik berpotensi dipenuhi mana yang tidak bisa dipenuhi, mana janji politik yang mungkin dan mana yang tak mungkin, mana janji politik yang berlebihan mana yang tidak berlebihan dan mana janji politik yang berpotensi diingkari.

Akhir kata, selain pesan agar berhati-hati dengan kampanye merah jambu! Tetaplah jaga kedamaian! Jas Biru! JAngan Sekali-kali BIkin seteRU!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun