Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Ajakan "Green Campaign" dari Meja Makan Istana

1 November 2023   15:07 Diperbarui: 2 November 2023   11:19 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi green campaign. Sumber gambar: SPY/SUPRIYANTO/KOMPAS.ID

Terselip pesan netralitas agar Pemilu 2024 berjalan damai pada acara Makan Siang Istana dari sebuah meja bundar antara 3 (tiga) bacapres dengan Presiden Joko Widodo.

Pesan netralitas lanjutan Presiden Joko Widodo kemudian terkuak pada suatu kunjungan di Pasar Bulan, Kabupaten Gianyar Bali, Selasa (31/10/2023), seperti dikutip dari denpasar.kompas.com.

"Ya saya mengajak untuk bersama-sama agar Pemilu berjalan dengan damai, tidak ada saling fitnah, tidak ada kampanye negatif, tidak ada saling menjelekkan, tidak ada saling merendahkan, tetapi dengan adu program, adu gagasan, saya kira itu, rakyat menginginkan itu"

Baca juga: Putusan MK:

Ajakan Presiden Joko Widodo dalam kunjungan tersebut dapat dirangkum sebagai 3 (tiga) poin pesan harapan. 

Poin pesan harapan pertama, Pemilu damai. Poin pesan harapan kedua, kampanye positif. Poin pesan harapan terakhir, pertarungan politik diharapkan terjadi dengan adu ide atau gagasan, konsep dan program. 

Ketiga poin pesan harapan Presiden Joko Widodo itu bila diterjemahkan ke dalam konteks "greenpeace" adalah ajakan 'green campaign' atau kampanye hijau, yang bahkan cakupannya lebih luas dari perlindungan lingkungan secara global yang digaungkan oleh organisasi internasional yang dikenal dengan nama Greenpeace.

Ketika diterjemahkan berdasar makna dan filosofi warna, Pemilu damai yang berarti berharap agar Pemilu berjalan dengan damai identik dengan makna atau filosofi warna hijau. 

Harapan berikutnya adalah kampanye positif. Selama ini narasi yang seringkali muncul ke publik terkait kegiatan kampanye adalah kampanye negatif black campaign atau kampanye gelap. 

Tidak ada rujukan untuk narasi kampanye positif. Ajakan Presiden Joko Widodo agar tidak ada kampanye negatif dalam Pemilu damai bisa dibangun dengan narasi green campaign atau kampanye hijau.  

Terakhir, untuk poin pesan harapan terkait adu ide atau gagasan, konsep dan program sangat tepat momentumnya bila dikorelasikan dengan Sustainable Development Goals atau SDGS. 

Suatu program pembangunan berkelanjutan yang disusun negara-negara anggota PBB yang diharapkan tercapai pada tahun 2030. 

Sehingga, green campaign menjadi kampanye positif yang tepat bagi paslon untuk adu ide atau gagasan, konsep dan program dengan mengacu pada program Sustainable Development Goals.

Ajakan Presiden Joko Widodo dalam 3 (tiga) poin pesan harapan, selanjutnya diterjemahkan sebagai Pemilu damai melalui kampanye hijau atau green campaign (kampanye positif).

Hal itu tentu mesti bersama paslon capres-cawapres yang harusnya memiliki visi, misi dan tujuan berkelanjutan yang selaras dengan tujuan SDGS, dan menjadikannnya sumber tujuan utama dalam setiap ide atau gagasan, konsep serta program-program yang akan diusungnya untuk memenangkan Pemilu 2024.

Oleh karena itu, setelah tebak capres cawapres 2024 terjawab, syarat usia capres cawapres terpenuhi hingga Gibran maju cawapres dan isu politik yang berkembang mulai mengincar pemilih muda.

Kini saatnya membentuk tim sukses atau tim pemenangan yang solid dan mampu mengarahkan paslon untuk mewujudkan pesan harapan baik Presiden Joko Widodo di Pemilu 2024 agar Pemilu berjalan damai.

Tidak menggunakan kampanye negatif black campaign dan/atau pink campaign, melainkan menggunakan kampanye positif green campaign dengan membawa misi dalam ide atau gagasan, konsep dan program yang berkelanjutan.   

 

Referensi

https://denpasar.kompas.com/read/2023/10/31/121026378/pesan-jokowi-kepada-3-bacapres-saat-makan-siang-bersama-di-istana-jangan      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun