Dan salah satu alasan kuat dalam pencapaiannya adalah bahwa di saat ruang gema (echo chamber)Â dan filter bubble sedang memperlihatkan eksistensinya, menyusun dan/atau menunjukkan algoritmanya, disitu mirroring chamber sedang membentuk dirinya menjadi magical mirroring chamber.
Magical mirroring chamber yang merupakan ruang pencerminan, ruang peniruan atau ruang imitasi ajaib adalah momentum terhimpunnya dorongan yang kuat dari mirror neurons setiap orang untuk menirukan kata, frasa, kalimat, lantunan, suara, gerak dan/atau perilaku karena pengaruh daya tarik (magnetisme)Â digital terhadap indra manusia atas apa yang telah disaksikannya di ruang pencerminan, ruang peniruan atau ruang imitasi (mirroring chamber).
Keberadaan filter bubble, echo chamber dan mirroring chamber di ranah digital selain dapat dimanfaatkan oleh generasi topping atau ngonten untuk menemukan atau meraih sukseskadabranya, juga bisa menerima atau mendapatkan apa yang disebut balakazam.
Dijelang pemilu pilpres 2024, kemanfaatan filter bubble, echo chamber dan mirroring chamber di ruang digital dapat menjadi potensi besar bagi para pengusung capres cawapres setelah melewati fase tebak capres cawapres 2024 dan syarat usia capres cawapres hingga muncul nama-nama capres cawapres dalam bursa pendaftaran pilpres 2024.
Potensi tersebut berwujud magical mirroring chamber yang harus dibentuk atau diciptakan di ruang-ruang digital oleh tim sukses masing-masing dengan cara memproduksi konten-konten cerdas dengan memanfaatkan filter bubble, echo chamber dan mirroring chamber untuk mempromosikan capres cawapres andalan masing-masing koalisi. Â
Setelah mengenal apa itu magical mirroring chamber, apakah masih sulit untuk menemukan alasan mengapa sebuah konten bisa viral dibanding konten lainnya?Â
Apakah mudah bagi tim sukses menciptakan magical mirroring chamber agar konten promosi atau kampanye digitalnya viral? Apakah konten-konten promo politik yang viral akan meraih sukseskadabra dan mengantarkan capres cawapresnya ke kursi RI-1 atau malah akan menerima balakazam? Â Â
Referensi
Garcia, Laura. 2020. "Now We're in Lockdown, Our Phones Are Becoming Even More of a BFF Than They Were Already", https://www.bbc.co.uk/bitesize/articles/zd7f382, diakses pada 07 Agustus 2023.
Heshmat, Shahram. 2016. "Why We Copy Each Other, and 5 Way It Can Change Us", https://www.psychologytoday.com/gb/blog/science-choice/201601/why-we-copy-each-other-and-5-ways-it-can-change-us, diakses pada 08 Agustus 2023.
Hough, Andrew. 2010. "Human Subconsciously mimic other accents', psychologist claim", https://www.telegraph.co.uk/news/science/science-news/7931299/Humans-subconsciously-mimic-other-accents-psychologists-claim.html, diakses pada 08 Agustus 2023.